Kalam Islam
Sadar dan Bangkit Untuk Penyucian Diri
Sadar dan Bangkit Untuk Penyucian Diri
Jika tertutup waktu saudara untuk kembali kepada Allah Swt, saudara akan tenggelam dalam melakukan kerusakan dan kelalaian. Bertakwalah kepada-Nya dan takutlah kepada-Nya. Takutlah terhadap akibat perbuatan saudara sendiri, bangunlah dari tidur yang panjang dan singkirkanlah kelalaian itu dari diri saudara. Ambillah langkah awal.
Sesungguhnya langkah pertama adalah senantiasa sadar dan bangkit dari kesadaran, akan tetapi hingga saat ini saudara masih tidur nyenyak. Mata saudara terbuka, tetapi hati saudara terlena dalam tidur yang berkepanjangan. Sekiranya bukan karena sebab banyaknya melakukan dosa, niscaya tidak demikian akibatnya. Saudara tidak berhati-hati dalam hidup ini.
Bagaimana mungkin saudara dapat terus menerus begitu tanpa merasakan suatu tanggung jawab dan menjauhkan diri dari bahaya. Seandainya berpikir sedikit saja tentang urusan akhirat, dan akibat-akibat yang akan menimpa, niscaya saudara akan memberikan perhatian yang serius terhadap tanggung jawab yang diberikan di atas bahu.
Baca juga : Hanya untuk Rasulullah
Hal ini disebabkan adanya Zat yang Maha Tahu, yang melakukan perhitungan di sisi saudara. Saudara telah mencegah dari mengumpat dan dari perkataan nista terhadap sesama dalam Islam. Mengapa saudara berbuat demikian atau mendengar setiap yang membawa bahaya? Adakah saudara mengetahui bahwa mengumpat dan mencela adalah perangai ahli neraka (sebagaimana yang terdapat dalam hadis Rasulullah saw). Adakah saudara berpikir tentang akibat buruk dari perbuatan dusta, nista, perpecahan, permusuhan, hasut, dengki, dan buruksangka, sikap keakuan, lalai, dan takabur?
Tidak ada kelonggaran di sisi Allah Swt. Di antara kebahagiaan insan adalah bahwa ia tidak diuji dengan penyakit yang tidak dirasakannya. Sebenarnya penyakit yang telah dirasakan sakitnya mendorong seseorang untuk berusaha dengan segera menemui dokter atau pergi segera ke rumah sakit. Adapun penyakit yang tidak disertai rasa sakit dan tidak dirasakan seseorang merupakan sesuatu yang amat berbahaya, karena ia membawa kesan yang buruk. Seseorang tidak merasakan melainkan setelah penyakitnya menjadi begitu berat dan parah. Penyakit-penyakit hati atau jiwa hampir-hampir bersifat seperti ini.
Yayasan al-Jawad, Pesan Sang Imam.
Baca juga : Cahaya Keagungan Rasulullah