Ikuti Kami Di Medsos

Kalam Islam

Pidato Deklarasi Ahlulbait Indonesia

AHLULBAIT INDONESIA

ADALAH SEBUAH KENISCAYAAN*

Bismillahirrahmanirrahim.

Adalah suatu kebahagiaan yang tak terhingga bagi saya pribadi dan juga bagi semua hadirin di sini tentunya, yang mewakili komunitas pencinta dan pengikut Ahlubait Nabi saw, dapat berbagi rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah swt dan rasa bahagia yang amat besar dapat menyaksikan langsung dan bahkan menjadi bagian yang tak terpisahkan atas lahir dan dideklarasikannya Organisasi Masyarakat (ormas) Ahlulbait Indonesia (ABI) pada hari ini, Rabu 15 Juni 2011, yang bertepatan dengan hari lahir Imam seluruh kaum Muslimin, Amirul-mukminin Ali bin Abi Thalib as, 13 Rajab.

Ahlulbait  Indonesia atau yang disingkat dengan ABI adalah organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam yang didirikan oleh sekelompok warga Negara Indonesia yang beragama Islam,  yang cinta tanah air  dan cinta kedamaian, menjunjung tingggi nilai-nilai kebangsaan , yang mencintai dan mengikuti  jalan dan ajaran Ahlubait Nabi saw, agar dapat berpartispasi aktif membangun negara dan masyarakat Indonesia menuju keadilan dan kesejahteraan sosial sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 45.

Ahlulbait atau keluarga Nabi saw adalah figur-figur terkemuka dalam khazanah intelektual  dan peradaban Islam yang tinggi. Tokoh-tokoh Ahlulbait seperti  Imam Ali Ibn Abi Thalib, Sayyidah Fatimah Azzahra’, al-Hasan dan al-Husain, putra-putra Ali Ibn Abi Thalib (as) adalah orang-orang paling terdepan di zamanya. Bahkan tidak ada duanya.  Oleh karena itu tidak heran jika Sahabat Umar Ibn Khattab mengakui  bahwa Imam Ali Ibn Abi Thalib adalah orang yang paling memahami agama Islam (Aqdhana Ali) dan bahwa Ahlulbait adalah keluarga pilihan sehingga Umar Ibn Khattab berambisi besar untuk menjadi bagian dari keluarga suci ini dan menyatakan bahwa kalau bukan karena Ali Umar sudah celaka (Laula Ali lahalaka Umar).

Itu sebabnya, Ahlulbait mendapatkan kedudukan yang sangat istimewa di mata kaum Muslimin sepanjang zaman, khususnya di bumi Pertiwi  ini. Bukan hanya dilambangkan dalam berbagai tradisi yang telah menyatu  di hampir semua  wilayah negeri ini, seperti  peringatan Asyuro dalam berbagai bentuknya, gubahan-gubahan syair dan shalawat yang menyatakan ketinggian kedudukan mereka, bahkan  hingga saat ini kaum Muslimin Indonesia  terus  menghormati garis keturunan zurriyat Ahlulbait.

Ahlulbait memang insan-insan pilihan. Nabi saw memuji mereka sebagai bintang-bintang di langit, bahtera penyelamat, gudang ilmu, dan seabreg pujian lainnya. Bahkan Nabi saw berpesan agar kaum Muslimin  merujuk kepada mereka  sepeninggalnya  karena mereka adalah salah satu dari dua pusaka (tsaqalain) yang ditinggalkan Nabi saw kepada umatnya; “ Aku tinggalkan kepada kamu dua pusaka yang berat, yang jika kamu berpegang kepada keduanya maka kamu tidak akan sesat sesudahku untuk selama-lamanya, yaitu kitab Allah dan keluargaku Ahlulbaitku.”

Sebagai insan panutan, Ahlulbait benar-benar telah merefleksikan nilai-nilai luhur Islam. Mereka berada di garda terdepan membela kaum dhuafa dan orang-orang tertindas (mustadafin). Rumah mereka adalah malja’ (tempat perlindungan) bagi orang kecil dan rakyat jelata. Bahkan orang-orang tidak seiman sekalipun merasakan keamanan dan ketenteraman berada dalam rumah mereka.  Ajaran-ajaran yang mereka sampaikan sarat kasih sayang dan penuh keluhuran.  Populer ucapan tokoh utama Ahlulbait, Imam Ja’far Shadiq (yang dengannya jalan ini sering dinisbahkan (Ja’fariyyah), “Agama adalah cinta” (wa ma al-diin illa al-hubb), sehingga madrasah Ahlulbait menjadi acuan bagi seluruh pecinta kemanusiaan, sebagaimana ditegaskan oleh George Geordag, seorang pemikir terkemuka Lebanon yang beragama Kristen Maronit, bahwa Imam Ali, tokoh utama Ahlulbait, bukan hanya milik kaum Syi’ah atau Muslimin, tetapi   milik semua umat manusia tanpa kecuali.

Kasihsayang dan kelemahlembutan yang diajarkan Ahlulbait  inilah yang kemudian mewarnai Islam di Indonesia, yaitu Islam rahmatan lil alamin, yang dibawa dan  disebarkan untuk pertama kalinya  oleh orang-orang yang mengikuti madrasah Ahlulbait, sebagaimana dapat dilihat dari bukti-bukti sejarah, baik yang ada di Sumatera, Aceh misalnya, Jawa, Sulawesi atau Maluku. Semangat kedamaian dan kelembutan  ini pas betul dengan kultur bangsa Indonesia yang ramah dan lembut. Itu sebabnya, Islam dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok Indonesia dan dipeluk oleh sebagian besar bangsa ini. Ahlulbait telah bersemai dalam hati sanubari bangsa Indonesia.

Namun demikian, dalam perjalanannya, bangsa ini diterpa oleh berbagai tantangan, baik dari dalam maupun dari luar, yang jika tidak diantispasi dan diatasi dengan baik dan benar akan membuat negara ini terperosok ke dalam lubang keterpurukan yang sulit untuk dapat keluar darinya. Lebih-lebih dewasa ini, dimana arus gelobalisasi yang begitu deras, bahkan lebih dahsyat dari terjangan tsunami yang menyapu semua benda di depannya, telah membawa  nilai-nilai eksternal  yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, yang jika tidak disaring dengan baik akan dengan cepat menggerogoti jati diri bangsa Indonesia. Untuk itulah bangsa ini memerlukan pegangan yang kokoh, al-urwah alwutsqa, yang akan membuatnya mampu bertahan menghadapi terpaan badai yang dahsyat sekalipun.

Disinilah peran Ahlulbait Indonesia (ABI) yang menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan yang diilihami oleh ajaran-ajaran luhur Islam yang tercermin dalam madrasah Ahlulbait dapat memainkan peran yang sangat signifikan. Di tengah kecenderungan kuat kepada materilasme, individualisme, sektarianisme, kekerasan, dan persaingan tidak sehat yang cenderung kepada sikap permusuhan,  Ahlulbait Indonesia (ABI) diharapkan dapat berkiprah luas untuk membangun negeri tercinta ini dengan menebar semangat persatuan, persaudaraan, persamaan, perdamaian, cinta kasih dan keterbukaan berdasarkan nilai-nilai luhur Islam yang tercermin dalam madrasah  Ahlulbait dalam bingkai semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Mukaddimah Anggaran Dasar Ahlubait Indonesia.

Meskipun bukan hal mudah, tetapi dengan semangat ketulusan dan perjuangan yang tidak mengenal lelah, dengan memohon pertolongan Ilahi,  Ahlulbait Indonesia ( ABI) akan berjuang sekuat tenaga mewujudkan cita-cita mulia ini untuk negeri tercinta dan seluruh anak bangsa. Selamat berjuang.

Jakarta, 15 Juni 2011/13 Rajab 1432 H.

Ketua Dewan Syuro

 

DR. Umar Shahab, MA.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *