Kalam Islam
Mengirim Shalawat pada Rasulullah
Mengirim Shalawat pada Rasulullah
Allah Swt berfirman: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (QS. al-Ahzab: 56)
Selama menunaikan lima salat wajib, selama menyatakan syahadat, mereka yang menunaikan shalatnya harus menyampaikan salam dan shalawat kepada Rasulullah saw dan Ahlulbaitnya. Sebuah terminologi yang terkhusus untuk Imam Ali as, Sayyidah Fatimah as, Imam Hasan as, Imam Husain as beserta keturunannya yang suci. Penekanan atas keluarga Rasulullah saw dalam shalawat merupakan indikasi lain atas peran sentral mereka setelah Nabi Muhammad saw.
Baca juga : Ahlulbait, Pohon yang Diberkati
Dengan meminta orang-orang beriman untuk memuji mereka, Allah Swt mengingatkan kaum muslimin bahwa Dia telah memilih Ahlulbait untuk menjalankan peran sebagai pemimpin kaum muslimin.
Jika Allah Swt dan para malaikat-Nya mengirimkan shalawat kepada Rasulullah saw, lantas apa gunanya shalawat yang kita kirimkan? Beliau menjawab pertanyaan retorisnya sendiri dengan berkata bahwa kita mengirim shalawat kepada Rasulullah saw bukan karena beliau membutuhkannya karena beliau sendiri telah memiliki shalawat dan salam dari Allah Swt.
Beliau bahkan tidak meminta shalawat dan salam dari para malaikat. Manakala kita mengirim shalawat kepadanya, itu artinya kita mengirimkannya untuk memuji Allah Swt dan juga menyampaikan rasa syukur kita kepada Allah Swt sehingga Dia mengasihi dan mengganjar perbuatan kita. Karena itu, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang mengirimkan shalawat satu kali kepadaku, Allah akan mengirimkan sepuluh kali shalawat baginya.”
Sayyid Moustafa Qazwini, Meretas Jalan Muhammadi
Baca juga : Momen Imam Ali Zainal Abidin Dicemooh