Kalam Islam
Mengapa Harus Mencintai Keturunan Nabi?
Allah Swt berfirman” … katakanlah wahai Muhammad, “Aku tidak meminta upah apapun dari kalian melainkan kecintaan terhadap keluargaku.” (QS. as-Syura: 23)
Kecintaan kaum Syiah pada para keturunan Nabi saw disebabkan ayat suci yang Allah Swt turunkan dalam kitab suci-Nya. Dalam ayat tersebut, Allah Swt memerintahkan Nabi-Nya untuk selalu menekankan umat beliau agar berperilaku baik dan menghormati keluarga sucinya.
Ternyata, rahasia perintah Ilahi ini telah tersingkap sepeninggal Rasulullah saw. Saat itu keluarga Rasulullah saw mendapatkan perlakuan dari umat beliau yang tidak pernah didapatkan keluarga pemimpin manapun. Beberapa tahun setelah Rasulullah saw wafat, para sayyid (keturunan Rasulullah saw) tidak pernah merasa aman sekejap mata pun. Mereka semua mati terbunuh, kepala mereka diarak dari satu kota ke kota lain, dikubur hidup-hidup, disiksa, dipenjara di lorong-lorong gelap selama bertahun-tahun, dan diracun.
Kemudian, beberapa tahun setelah itu, saat secara relatif telah mengecap kebebasan, kaum Syiah mulai menampakkan rasa cinta dan hormat pada seluruh keturunan Rasulullah saw.
Kendati, dalam konteks hukum, semua orang punya kedudukan yang sama di hadapan keadilan dan aturan Islam. Karenanya, sosok seperti raja, pengemis, orang kaya, orang miskin, orang kuat, orang lemah, wanita, pria, berkulit hitam, berkulit putih, nabi, imam maksum, dan lainnya tidak berbeda di hadapan hukum agama. Tak satupun boleh melanggar hukum-hukum Islam dan semuanya wajib berperilaku sesuai tata tertib.
Alamah Sayyid Husain Thabathaba’i, Islam, Dunia, dan Manusia