Kalam Islam
Mencurigai Diri
Mencurigai Diri
Jika manusia benar-benar melihat kepada batin dirinya dan secara sadar memeriksa sifat-sifat dirinya, maka biasanya ia akan mengetahui penyakit-penyakit batin dirinya. Karena manusia tentu lebih mengetahui dirinya dibandingkan orang lain.
Allah Swt berfirman: Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri, dan meskipun ia mengemukakan alasan-alasannya. (QS. al-Qiyamah: 14-15)
Akan tetapi yang menjadi kesulitan pokok kita adalah manakala kita bertindak sebagai juri kita tidak dapat bersikap tidak memihak, biasanya kita selalu berpandangan baik kepada diri sendiri. Kita memandang diri sendiri, seluruh sifat, perbuatan, dan ucapan kita baik tanpa cela, dan nafsu amarah telah menjadikan perkara-perkara hewani tampak indah dalam pandangan kita sehingga kita menganggap baik perbuatanan kita yang buruk.
Allah Swt berfirman: Maka apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu menganggap baik perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka jangan engkau (Muhammad) biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. Fathir: 8)
Baca juga : Keniscayaan Imamah
Akibatnya adalah kita tidak bisa menemukan keburukan-keburukan diri kita untuk kita bertindak memperbaikinya. Jalan keluar untuk mengatasi kesulitan ini adalah harus senantiasa mencurigai dan berburuk sangka terhadap diri sendiri serta meyakini bahwa diri kita mempunyai banyak keburukan. Dengan demikian tentunya kita akan senantiasa memeriksa dan mengawasi diri sendiri.
Amirul Mukminin Imam Ali as berkata, “Sesungguhnya orang mukmin senantiasa mencurigai dirinya, senantiasa mencari-cari kekurangan dirinya, dan menuntut darinya perbuatan yang lebih baik.” (Nahj al-Balaghah, khutbah ke-176)
Salah satu penghalang besar yang tidak memberikan kesempatan kepada manusia untuk menemukan kekurangan-kekurangan dan penyakit-penyakit dirinya ialah sifat berbaik sangka kepada diri sendiri. Oleh karena itu, jika kita mampu melenyapkan penghalang ini dan secara sadar mau memeriksa diri sendiri, niscara kita akan mengenal penyakit-penyakit diri sendiri sekaligus memperbaikinya.
Ibrahim Amini, Risalah Tasawuf Kitab Suci Para Pesuluk
Baca juga : Pendidikan dan Tabiat Manusia