Al-Quran dan Hadis
Membebaskan Akal
Langkah pertama yang digunakan Islam demi mengembangkan peran akal dapat kita pahami dari dalil-dalil yang memerintahkan setiap insan untuk mengenyahkam belenggu-belenggu yang dapat mengikat akal, yang dapat menjerumuskannya ke jurang kesalahan. Usaha Islam dalam hal ini adalah memberantas taklid buta.
Contoh-contoh usaha ini dapat kita baca dalam al-Quran pada berbagai kesempatan. Ketika al-Quran meminta bukti atas keyakinan menyembah patung, mereka mengatakan hanya mengikuti tradisi nenek moyang belaka.
Allah Swt berfirman: Bahkan mereka berkata, “Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama, dan kami mendapat petunjuk untuk mengikuti jejak mereka.” (QS. az-Zukhruf: 22)
Al-Quran juga menekankan bahwa mengikuti tradisi nenek moyang ini adalah kebiasaan kelompok manusia yang telah terkunci akalnya.
Allah Swt berfirman: Dan demikian juga ketika Kami mengutus seorang pemberi peringatan sebelum engkau (Muhammad) dalam suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah (di negeri itu) selalu berkata, “Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu (agama) dan sesungguhnya kami sekedar pengikut jejak-jejak mereka.” (QS. az-Zukhruf: 23)
Al-Quran menceritakan tradisi mengikuti jejak nenek moyang. Hal ini dimaksudkan agar terlihat jelas tentang betapa rendahnya keyakinan mereka. Namun bagaimana pun, mereka tidak akan mengikuti kebenaran agama suci ini. Allah Swt berfirman: Mereka berkata, “Apakah engkau datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa (kepercayaan) yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya (menyembah berhala), dan agar kamu berdua mempunyai kekuasaan di bumi (negeri Mesir)? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua.” (QS. Yunus: 78)
Dan al-Quran menyebutkan pengingkaran mereka itu dalam kesempatan yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan keyakinan-keyakinan tersebut telah tertanam kuat dalam pikiran mereka saat itu. Dan bahkan ada kemungkinan keyakinan itu akan merambat dan merasuki pikiran masyarakat di masa mendatang.
Markaz Risalah, Peran Akidah