Kalam Islam
Manusia adalah Gabungan Akal dan Hawa Nafsu
Manusia adalah Gabungan Akal dan Hawa Nafsu
Meskipun hawa nafsu mempunyai daya yang sangat kuat dan berperan aktif serta efektif dalam kehidupan manusia, tapi kehendaknya untuk menyempurnakan, mematangkan, dan menonjolkan peran akal tidak pernah terampas. Hal itu disebabkan manusia terdiri dari akal dan hawa nafsu.
Manusia selalu berada dalam tarik-menarik kedua faktor ini. Fluktuasi keduanya berakibat langsung pada manusia. Semuanya, sebenarnya, bergantung pada manusianya sendiri dalam sejauh mana memfungsikan atau mendisfungsikan akal dalam kehidupannya.
Baca juga : Nilai Penting al-Quran
Imam Ali as berkata, “Allah menganugerahkan akal tak berunsur syahwat kepada malaikat, syahwat tanpa unsur akal pada binatang, dan keduanya (akal dau syahwat) pada anak cucu Adam.”
“Karenanya, siapa yang akalnya mampu mengalahkan syahwatnya, ia lebih baik daripada malaikat dan siapa yang syahwatnya mengalahkan akalnya, maka ia lebih buruk dari binatang.” (Wasail asy-Syi’ah, Kitah al-Jihad (Jihad an-Nafs), bab IX, hadis no. 2)
Muhammad Mahdi Ashifi, Hawa Nafsu
Baca juga : Iman, Kekuatan Penyempurna Manusia