Kalam Islam
Ketakwaan dalam Berpikir
Ketakwaan dalam Berpikir
Ketakwaan tidak hanya mencakup perbuatan, namun juga meliputi berpikir. Ketakwaan dalam berpikir adalah lawan dari berpikir secara buruk. Artinya, dalam berpikir, kita berusaha mengumpulkan data akurat dan benar, memahami masalah sebenarnya, tidak mengemukakan pendapat tanpa kajian mendalam.
Mereka yang menjaga ketakwaan dalam berpikir tidak diragukan lagi, akan lebih mudah sampai pada kesimpulan yang benar daripada mereka yang berpikir secara buruk. Bahkan kelompok kedua ini (berpikir buruk) pasti lebih sering jatuh pada kekeliruan.
Baca juga : Mereka Juga Baik di Dunia Lain
Imam Ali as berkata, “Tidak ada agama bersama hawa nafsu. Tidak ada akal sehat bersama hawa nafsu. Barangsiapa mengikuti hawa nafsu, ia akan membutakannya, menghinakannya, dan menyesatkannya.”
Tidak sedikit orang menyangka bahwa orang bertakwa adalah orang yang sering membasahi tubuh dan pakaian yang dikenakan lantaran memandang segala sesuatu sebagai najis, sementara dirinya diam dalam urusan sosial.
Jelas, makna takwa yang keliru itu menjadi salah satu faktor kemunduran umat Islam. Ketakwaan seperti itu tidak akan melahirkan kesadaran, pikiran jernih, kemampuan menganalisis, serta kemampuan untuk membedakan hak dan batil.
Said Husain Husaini, Bertuhan dalam Pusaran Zaman
Baca juga : Al-Quran, Persatuan Umat Islam