Kalam Islam
Keimanan Seiring Berjalannya Waktu
Keimanan Seiring Berjalannya Waktu
Mempraktikkan Islam membutuhkan pembelajaran akan gagasan-gagasan Islam, ajaran dan praktik-praktiknya, serta kemudian membiasakan semua itu sebagai proses yang memerlukan pengorbanan.
Namun demikian, perlunya pengorbanan tidak harus menjadi pencegah, karena Rasulullah saw telah bersabda bahwa kapan pun seseorang yang menghentikan sesuatu karena Allah Swt, maka Allah Swt akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
Keikhlasan iman juga berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Ketika Rasulullah saw pertama kali menyebarkan pesan-pesan Islam, beberapa orang datang kepada beliau dan memberitahukan kepada beliau bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman. Pernyataan itu ditanggapi oleh Allah Swt dengan wahyu-Nya.
Baca juga : Iman, Kekuatan Penyempurna Manusia
Allah Swt berfirman: Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. al-Hujurat: 14)
Amirul Mukminin Imam Ali as telah menjelaskan proses dinamika dalam mengikuti Islam, “Islam ialah penyerahan, penyerahan ialah keyakinan, keyakinan adalah penegasan, penegasan adalah pengakuan, pengakuan ialah pelaksana kewajiban, dan pelaksana kewajiban ialah amal yang baik.” (Nahjul Balaghah (Puncak Kefasihan), Khutbah no. 125)
Mustafa Qazwini, Panggilan Islam
Baca juga : Doa Hakiki Disertai Perendahan Diri dan Tangisan