Kalam Islam
Faktualitas Kisah Qurani
Faktualitas Kisah Qurani
Al-Quran menyampaikan pelbagai peristiwa, persoalan, dan bentuk-bentuk (kalam) yang berkaitan dengan kehidupan manusia dan kebutuhan-kebutuhan hidup mereka dalam bentangan sejarah kemanusiaan. Jadi, kisah dalam al-Quran bukan sekadar menyinggung dan mengungkapkan bentuk-bentuk, imajinasi, fantasi, atau keinginan-keinginan yang menjadi ambisi dan harapan manusia dalam hidupnya.
Sebab, dengan menuturkan ragam kisah dan peristiwa, al-Quran bermaksud mengajak untuk “membaca ulang” sejarah kemanusiaan dan persoalan-persosalan riil yang telah dijalani manusia secara eskperimental, yang pernah dilalui oleh umat-umat dan risalah Ilahiah sebelumnya, yang dengannya menjadi jelas hal-hal yang baik dari yang buruk. Ini agar semua itu dijadikan pelajaran bagi kehidupan kontemporer. Sehingga, umat dewasa ini tidak mengulang apa yang pernah dilakukan para leluhur mereka yang berujung pada penyesalan.
Baca juga : Laknat Allah atas Sikap Mendustakan
Karena itu, kita dapati al-Quran memanfaatkan kisah untuk menunjukkan solusi bagi kenyataan yang dialami kaum muslim pada zaman Nabi saw. Caranya dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang selaras dengan kenyataan yang dihadapi saat itu di satu sisi, sebagaimana al-Quran memberikan solusi untuk kenyataan yang akan dihadapi generasi manusia yang akan datang di sisi lain.
Inilah yang menjelaskan kepada kita perkataan dari para Imam Ahlulbait as, bahwa, “Sesungguhnya al-Quran itu terus berjalan sebagaimana matahari dan bulan mengalami revolusi; apa pun yang disebutkan di dalamnya niscaya terjadi.” (Tafsir Ayyasyi, juz 1, hal. 11, hadis ke-5)
H. Ma’rifat, Kisah-Kisah al-Quran Antara Fakta dan Metafora
Baca juga : Riya