Dimensi Irfani Asyura

Dimensi Irfani Asyura

Ada dua dimensi berbeda dalam pribadi agung Imam Husain as. Dimensi pertama adalah dimensi jihad, syahadah, dan keberanian yang ditampilkan di dalam sejarah. Dimensi lainnya adalah dimensi spiritual dan irfan. Kita kembali ke peristiwa Asyura dan Karbala.

Kita lihat, meskipun peristiwa tersebut adalah medan peperangan dan semangat juang, namun sejak detik awal, semua itu dibarengi dengan zikir, doa, mengingat Allah Swt, dan tawassul. Hingga detik-detik akhir di saat beliau meletakkan wajah mulianya di atas pasir panas Karbala, saat itu beliau berucap, “Ya Allah, aku ridha dengan ketentuanmu, dan tunduk di hadapan perintahmu.”

Baca juga : Penyakit Keras Hati

Barangsiapa yang bersama kami hendaknya menyerahkan jiwanya dan bersiap bertemu Allah Swt. Perjuangan beliau dimulai dengan doa, tawassul, dengan ruh yang terdapat dalam doa beliau di hari Arafah. Hingga beliau berada di tempat pembantaian saat beliau mengucap, “Aku rela atas ketentuan-Mu.”

Poin yang ingin saya sampaikan adalah, mungkin bisa dikatakan dengan pasti bahwa, sisi spiritual, irfan, tawassul, memuji Allah Swt, bersatu dengan kekasih, dan tidak melihat dirinya di hadapan kehendak Dzat Allah yang Maha Kuasa, inilah yang menjadikan tragedi Asyura sebagai tragedi yang agung dan abadi.

Dengan kata lain, dimensi pertama yaitu dimensi jihad tercipta oleh dimensi kedua yaitu irfan dan spiritual. Banyak mukmin yang melakukan jihad sampai pada kesyahidan, namun terdapat kesyahidan yang lahir lebih dari ruh keimanan, yaitu lahir dari hati yang terbakar, hati bergejolak di jalan Allah Swt, dan tenggelam dalam Dzat suci Allah Swt. Perjuangan seperti ini memiliki rasa yang berbeda. Memberikan keadaan yang lain dan memiliki pengaruh yang lain.

Baca juga : Silaturahim dan Rahmat Allah

Imam Ali Khamenei

Disadur dari Youtube MaulaTV

https://www.youtube.com/watch?v=Q9fYBDUmYnQ&ab_channel=MaulaTVChannel