Kalam Islam

Derajat Tawakal

Allah Swt berfirman: Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (QS. ath-Thalaq: 3)

Imam Ali as berkata, “Ada beberapa derajat tawakal kepada Allah Swt, salah satunya adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt, dan engkau ridha dengan apapun yang dilakukan-Nya kepadamu, engkau (juga) mengetahui dengan pasti bahwa Allah Swt tidak berhenti memberikan kebaikan dan nikmat-Nya kepadamu, dan engkau mengetahui bahwa segala hukum atau perintah di dalamnya adalah milik-Nya. Maka bertawakallah, letakkanlah kepercayaanmu kepada Allah Swt, serahkan kepada-Nya, dan bersandarlah kepada-Nya dalam hal itu, dan hal-hal lain.”

Baca juga : Jangan Ingkari Keadilan Tuhan

Tawakal secara harfiah berarti pengakuan ketakmampuan seseorang dan penyandaran pada seseorang selain dirinya. Dalam kajian irfan, tawakal memiliki beberapa derajat sesuai dengan maqam hamba Allah Swt. Khwajah ‘Abdullah Anshari dalam Manazil as-Sairin, mendefinisikan tawakal sebagai mempercayakan atau menyerahkan seluruh masalah kepada Sang Penguasa dan bersandar pada kemampuan-Nya dalam menangani masalah-masalah itu.

Beberapa arif berkata, “Tawakal berarti menundukkan badan (seperti dalam sujud) dalam ibadah dan mengikatkan hati kepada Rububiyyah-Nya (Allah Swt sebagai penguasa).” Ini berarti menggunakan kekuatan-kekuatan tubuh seseorang untuk mengabdi kepada Allah Swt dan tidak turut campur dalam urusan-urusan (hati), dan menyerahkannya kepada Allah Swt.”

Beberapa arif lain berkata, “Tawakal kepada Allah Swt berarti seseorang hamba memutuskan segala pengharapan dari makhluk (dan mengikatkan hanya kepada Allah Swt).”

Seluruh makna di atas saling berkaitan. Namun yang perlu dikatakan di sini adalah bahwa tawakal memiliki beragam derajat sesuai maqam sang hamba.

Team Islam Quest, Meraih Cinta Ilahi: 1