Kalam Islam
Arah dan Motivasi Karunia (Tuhan)
Arah dan Motivasi Karunia (Tuhan)
Manusia umumnya cenderung menggunakan potensi, sumber daya, dan karunia Tuhan seperti makanan, minuman, dan pakaian tanpa diikuti dengan perhatian kepada Yang Memberi. Para cendekiawan (alim) dan orang-orang bijaksana melihat semua karunia yang berada di tangan mereka dengan mata pengamatan dan logika sehingga mampu menyaksikan Sang Pemberi karunia tersebut.
Karena itu, mereka memperoleh manfaat moral dari rahmat Tuhan ini dan menggunakannya di jalan yang dikehendaki oleh Sang Pemberi (rahmat). Al-Quran adalah kitab penuntun. Al-Quran menarik perhatian manusia kepada aneka karunia dan rahmat Tuhan melalui jalan berikut;
Baca juga : Bahaya Munafikin dalam Pandangan Rasulullah
Allah Swt befirman: Wahai manusia, ingatlah nikmat Allah kepadamu! Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia. Lalu, bagaimana kamu dapat dipalingkan (dari ketauhidan)? (QS. Fathir: 3)
Ya! Sesungguhnyalah, semua karunia Tuhan dan manfaat-manfaatnya dapat membimbing pada Kebenaran Yang Tunggal, yang mana petunjuk dan bukti kebenaran itu menuntun pada Keesaan Keberadaan Yang Mahasuci dan kepada jalan mudah untuk mengetahui Pencipta Yang Mahakuasa.
Allamah Husain Ansariyan, Bertobat dalam Buaian Ampunan Tuhan
Baca juga : Mencapai Iman dengan Keteguhan