Kalam Islam
Anak Akhir Zaman yang Celaka
Anak Akhir Zaman yang Celaka
Pada suatu hari, Rasulullah saw bersama sekelompok sahabatnya melewati suatu tempat. Di situ, beliau menyaksikan sekumpulan anak sedang bermain. Sambil memperhatikan mereka, Rasulullah berkata, “Celakalah anak-anak akhir zaman lantaran ayah-ayah mereka.”
Para sahabat bertanya, “Apakah karena ayah-ayah yang musyrik?”
Rasulullah saw menjawab, “Tidak, ayah-ayah mereka mukmin, namun sedikit pun tidak mengajarkan kewajiban-kewajiban kepada mereka. Apabila anak-anak mereka mempelajarinya, mereka malah melarangnya, dan mereka senang dengan harta benda dunia yang hanya sedikit.”
Kemudian Rasulullah saw menampakkan ketidakrelaannya terhadap ayah-ayah semacam mereka. Maka beliau pun bersabda, “Aku berlepas diri dari mereka dan mereka pun berlepas diri dariku.” (Jami’ul Akhbar, hal. 124)
Baca juga : Nilai Penting al-Quran
Hadis Rasulullah saw tadi mencakup ayah dan ibu yang hanya memperhatikan soal-soal materi dan duniawi anak-anaknya, tanpa mempedulikan hal-hal yang menyangkut nasib akhirat mereka. Orang-orang seperti ini tidak mengaitkan diri mereka dengan Rasulullah, risalah, dan agamanya. Maka Rasulullah pun berlepas diri dari mereka, walaupun secara lahiriah mereka disebut Muslim.
Orang tua wajib memikul tanggung jawab untuk memberikan pendidikan yang benar kepada anak di rumah dan di tengah lingkungan keluarga, serta mengasuh mereka dengan cinta dan kasih sayang menurut etika Islam. Dengan demikian, perilaku sosial dan pergaulan mereka dengan orang lain akan bersifat luhur, lembut, dan konsisten. Apalagi perilaku mereka di rumah.
Sebaliknya, apabila orang-tua melebarkan bagi anak jalan kedurhakaan terhadap mereka, terlebih penyimpangan yang ditiru oleh anak-anak, maka neraka jahanam menjadi tempat akhir bagi anak lantaran kedurhakaannya, dan juga tempat akhir bagi orang-tua lantaran ketidakpeduliannya terhadap anak. Sebenarnya kita berada di hadapan neraca yang benar, sebab pada saat pendidikan yang benar membuahkan hasil yang benar, maka pendidikan yang salah, yang tidak mempedulikan anak, memastikan orang-tua mendapatkan akibat-akibat kedurhakaan anak.
Husain Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak
Baca juga : Iman, Kekuatan Penyempurna Manusia