Al-Quran dan Hadis
Tanda-tanda Hari Kiamat
Dalam kitab al-Ghaybah, karya Fadhl bin Syadzan, dari Abdurrahman bin Abi Najran, dari ‘Ashim bin Humaid, dar Abu Hamzah Tsumali, dari Sa’id bin Jubair, dari Abdullah bin Abbas yang berkata, “Kami melaksanakan haji Wada bersama Rasulullah saw. Beliau memegang tali pintu Kabah seraya wajahnya menghadap kepada kami kemudian bersabda, ‘Wahai manusia, maukah kalian kuberitahu tanda-tanda kiamat?’”
Mereka menjawab, ‘Tentu, wahai Rasulullah.’
Rasulullah saw bersabda, ‘Di antara tanda-tanda kiamat adalah diabaikannya shalawat, diikutinya syahwat, diperturutkannya hawa nafsu, diagungkannya harta, dan menjual agama dengan dunia. Maka pada saat itu hati seorang Mukmin mencair dalam perutnya seperti mencairnya garam dalam air, sehingga saat melihat kemungkaran, tidak dapat mengubahnya.
Saat itu mereka diperintah oleh para pemimpin yang zalim, sementara para menterinya orang-orang fasik, para ulamanya orang-orang zalim, dan orang-orang yang dipercayanya para pengkhianat. Maka pada saat itu yang mungkar dianggap makruf dan yang makruf mereka anggap munkar.
Pada masa itu, orang yang khianat dipercaya, orang yang berdusta dibenarkan, dan orang yang jujur diingkari. Pada masa itu, wanita yang memerintah, budak perempuan diajak musyawarah, anak laki-laki naik mimbar, dan kebohongan menjadi hiasan mereka. Maka laknat Allah bagi orang yang berdusta kendati ia bergurau.
Menunaikan zakat sesuatu yang sangat berat bagi mereka dan mereka menganggapnya sebagai kerugian besar. Seorang laki-laki merendahkan kedua orangtuanya dan mendahuluinya, serta menjauhi temannya dan duduk bersama musuhnya. Seorang istri bersekutu dengan suaminya dalam perniagaan, laki-laki merasa cukup dengan laki-laki, dan wanita merasa cukup dengan wanita, budak laki-laki diserang sebagaimana diserangnya budak perempuan di rumah tuannya, laki-laki menyerupai perempuan dan perempuan menyerupai laki-laki, dan wanita menaiki pelana kuda. Masjid dihias sebagaimana dihiasnya pasar dan gereja. Dan mereka diimami shalat oleh kaum yang cenderung pada dunia dan mencintai kepemimpinan yang tidak absah.
Pada saat itu, hati orang-orang mukmin saling membenci dan lidah mereka berbeda-beda. Kaum lelaki memakai perhiasan emas, mengenakan pakaian dari sutera, kulit macan tutul, dan musang. Mereka melakukan transaksi dengan suap dan riba. Mereka merendahkan agama dan meninggikan dunia. Banyak terjadi perceraian, keraguan, dan kemunafikan, namun semua itu tidak merugikan Allah sedikit pun….
Ingatlah, siapa yang membantu seorang dari mereka dengan sedikit uang, pakaian, makanan, dan lainnya maka seperti berzina dengan ibunya sebanyak 70 kali dalam Kabah. Maka pada saat itu mereka diperintah oleh orang-orang jahat dari umatku, hal-hal yang haram dilanggar, perbuatan dosa dilakukan, dan orang-orang yang jahat berkuasa atas orang-orang yang baik.
Mereka saling membanggakan diri dengan pakaian dan menganggap bagus para pelacur. Pada saat itu air hujan sangat panas, orang dermawan sangat marah, kebohongan merajalela, kebutuhan merebak, dan kemiskinan mengemuka. Pada saat itu akan muncul kaum yang mempelajari al-Quran bukan karena Allah, dan mereka menjadikan aI-Quran sebagai nyanyian. Juga akan muncul kaum yang mempelajari agama bukan karena Allah, banyak anak zina, dan mereka menyanyikan al-Quran. Laknat Allah atas mereka.’”
Madinah Balaghah