Al-Quran dan Hadis
Tafsir Surat Al-Hajj 38: Pertolongan Allah atas Orang Beriman
إِنَّ ٱللَّهَ يُدَٰفِعُ عَنِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٍ كَفُورٍ
Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat. (QS. al-Hajj: 38)
Janji Allah Swt bahwa Dia akan membela orang-orang beriman adalah pasti. Jadi, orang-orang beriman itu menjaga diri (dari) batas-batas (yang ditetapkan) Allah Swt dan Dia membela mereka dari serangan musuh-musuhnya.
Mengingat fakta bahwa perlawanan terhadap pelbagai takhayul kaum musyrik, yang disebutkan dalam ayat-ayat suci sebelumnya, mungkin akan menyalakan api amarah orang-orang fanatik dan keras kepala itu, yang dapat menyulut konflik. Maka dalam ayat ini, Allah Swt mendorong semangat kaum beriman melalui janji pertolongan-Nya. Ayat itu mengatakan: Sesungguhnya Allah akan membela orang-orang yang telah beriman.
Biarlah suku-suku Arab, kaum Yahudi, kaum Nasrani, dan kaum musyrik Arab semuanya, saling bahu-membahu, mencoba susah payah melenyapkan kaum beriman. Namun, Allah Swt berjanji akan membela mereka. Janji itu untuk menjaga eksistensi Islam hingga ke ambang kebangkitan.
Janji Tuhan ini adalah perintah yang telah berlaku berabad-abad. Kebesarannya adalah bahwa kita menyesuaikan diri dengan makna dan perluasan frasa al-Quran “mereka yang beriman” yang setelah itu, pembelaan Allah Swt merupakan hal yang pasti.
Di akhir ayat, al-Quran menjelaskan posisi kaum musyrik dan kaum lain seperti mereka dengan satu kalimat tunggal: Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.
Mereka adalah orang-orang yang menyekutukan Allah Swt; bahkan di saat mengucapkan ‘labbayk’; mereka juga menyerukan nama-nama berhala. Karena itu, mereka terlibat dalam pelbagai kesulitan di dunia maupun di akhirat. Namun, seperti telah disebutkan sebelumnya, salah satu janji dan hukum-hukum Allah adalah datangnya pertolongan Tuhan untuk membela orang-orang beriman, dan Dia telah mewajibkan pembelaan dan dukungan ini sebagai kewajiban Dirinya, saat berfirman: … dan menoIong orang-orang beriman itu adalah kewajiban atas Kami. (QS. ar-Rum: 47)
Fakta yang menyangkut pembelaan dan pertolongan Allah, tentu saja tidak selalu berarti pembelaan dan pertolongan itu diberikan dalam tempo singkat dan hanya sekali saja; melainkan meliputi jangka waktu lama. Sebab, dalam beberapa ayat al-Quran, Allah Swt befirman: … dan nasib akhir (yang terbaik) adalah untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. al-A‘raf: 128)
Ya, adalah mungkin bahwa dalam suatu konflik atau peperangan, kaum beriman mengalami kekalahan; namun demikian, ajaran dan tujuan mereka akan tetap jaya. Contohnya, pembunuhan Ibnu Muljam terhadap pribadi suci, Imam Ali bin Abi Thalib as. Dalam hal inj, siapakah yang didukung Allah Swt itu; Ibnu Muljam ataukah Imam Ali as? Jelas, nama Imam Ali as, keturunan Imam Ali as, kitab Imam Ali as, doa Imam Ali as, kehormatan Imam Ali as, ajaran Imam Ali as, dan para pengikutnya (kaum Syiah) akhirya niscaya akan menang.
Kata-kata al-Quran, khawwan dan kufur berarti orang yang perilaku dan gaya hidupnya mencerminkan kekejian dan pengkhianatan.
Alamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Quran