Al-Quran dan Hadis
Keunikan Kisah Qurani
Kisah dalam al-Quran memiliki keunikan atau keistimewaan dalam dua hal pokok. Pertama, memerhatikan aspek kebenaran dan faktualitas (waqi’iyah), bukan sekadar imajinasi. Kedua, memerhatikan sasaran dan tujuan dari pemaparan kisah tersebut.
Al-Quran tidak menarasikan kisah dalam konteks sebagai karya sastra, tidak pula untuk menjelaskan cerita orang-orang terdahulu, atau sebagai hiasan dan ornamen sebagaimana dilakukan para sejarahwan dan juru kisah. Akan tetapi, tujuan dari kisah-kisah dalam al-Quran adalah keikutsertaan dengan gaya-gaya atau metode lain yang dimanfaatkan al-Quran untuk mewujudkan target dan tujuan-tujuan religius dan edukatif, di mana kisah Qurani ini termasuk di antara gaya atau metode terpentingnya.
Atas dasar pemikiran dan fundamen tersebut, kita dapat menunjukkan perbedaan antara kisah-kisah Qurani dengan kisah-kisah lain, dengan sejumlah poin penting yang membentuk keunikan-keunikan, ciri khas, dan karakter fundamental kisah Qurani. Ciri khas ini dapat kita temukan sebagaimana disiyaratkan dalam al-Quran.
Allah Swt berfirman: Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Quran) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yusuf: 111)
Dari ayat tersebut dapat kita pahami, betapa kisah-kisah Qurani memiliki faktualitas, kebenaran, hikmah, dan pendidikan yang gemilang.
H. Ma’rifat, Kisah-Kisah Al-Quran: Antara Fakta dan Metafora