Al-Quran dan Hadis
Imamah Imam Hasan Askari dalam Lisan Suci Rasulullah
Abdullah bin Abbas berkata, “Aku masuk ke rumah Rasulullah saw. Ketika itu aku melihat Hasan berada di pundak Rasulullah saw, sedangkan Husain berada di paha Rasulullah saw. Mereka tampak riang gembira. Lalu beliau berkata, ‘Ya Allah, sayangilah orang yang mencintai keduanya dan musuhilah orang yang memusuhi keduanya,’ ujar beliau sambil mencium keduanya.”
Kemudian Nabi saw berkata, “Wahai Ibnu Abbas, seakan-akan kulihat janggut putih Husain telah berubah oleh warna darahnya. Ia meminta bantuan, namun tidak ada yang memedulikannya. Ia teriak meminta pertolongan, namun tidak ada yang menolongnya.”
“Siapakah orang yang berbuat demikian, wahai Rasulullah?” tanyaku kepada beliau.
“Ia paling jahatnya orang dari umatku. Demi Allah, mereka tidak akan mendapatkan syafaatku,” jawab Rasulullah saw.
Kemudian beliau saw melanjutkan, “Wahai putra Abbas, barangsiapa yang menziarahinya dan mengenal kedudukannya, laksana orang yang akan memperoleh pahala seribu haji dan umrah. Ketahuilah, barangsiapa yang menziarahinya, ia telah berziarah kepadaku. Dan barangsiapa berziarah kepadaku, seakan-akan ia telah berziarah kepada Allah. Dan sesiapa yang berziarah kepada Allah, Allah tidak akan menyiksanya. Ketahuilah, sesungguhnya pengabulan [apa yang diinginkan] berada di bawah kerelaannya dan tanah (turbah) tempat ia dikuburkan merupakan obat. Begitu pula para imam dari anak keturunannya.”
“Ya Rasulullah, berapakah jumlah para imam setelah dirimu?” tanya Abdullah bin Abbas.
“Sebanyak jumlah murid setia Nabi Isa dan Musa serta orang-orang pilihan dari bani Israil,” jawab Rasulullah saw.
“Ya Rasulullah, berapakah jumlah mereka?” Kembali Abdullah bin Abbas bertanya.
“Mereka adalah dua belas imam setelahku. Yang pertama, Ali bin Abi Thalib. Sesudahnya, kedua cucuku Hasan dan Husain. Maka apabila [Husain] telah tiada, digantikan oleh putranya, Ali. Apabila Ali telah tiada, akan digantikan oleh putranya, Muhammad. Apabila Muhammad telah tiada, maka akan digantikan oleh putranya, Ja’far. Apabila Ja’far telah tiada, maka akan digantikan oleh putranya, Musa. Apabila Musa telah tiada, maka akan digantikan oleh putranya, Ali. Apabila Ali telah tiada, maka akan digantikan oleh putranya, Muhammad. Apabila Muhammad telah tiada, maka akan digantikan oleh putranya, Ali. Apabila Ali telah tiada, maka akan digantikan oleh putranya, Hasan [Imam Hasan Askari–red]. Dan, apabila Hasan telah tiada, maka akan digantikan oleh putranya, al-Hujah [Imam Mahdi],” terang Rasulullah saw.
“Ya Rasulullah, aku sama sekali belum pernah mendengar tentang hal ini,”’ ujar Abdullah bin Abbas.
“Wahai Ibnu Abbas, mereka adalah para imam setelahku. Mereka adalah pemegang amanah, orang-orang yang terpelihara dan bersih serta merupakan teladan baik. Wahai Ibnu Abbas, barangsiapa di hari Kiamat kelak, datang dengan mengakui kedudukan mereka, akan dituntun masuk ke surga. Wahai lbnu Abbas, barangsiapa mengingkari kedudukan mereka atau salah seorang dari mereka, maka seakan-akan ia mengingkari diriku. Dan barangsiapa mengingkariku, laksana mengingkari Allah Swt dan membangkang-Nya. Wahai lbnu Abbas, kelak di suatu zaman, manusia akan mengalami kebingungan, akan ke kanan ataukah ke kiri. Maka jika demikian halnya, ikutilah Ali dan keluarganya, karena sesungguhnya Ali bersama kebenaran dan kebenaran bersama Ali. Keduanya tak akan berpisah hingga kelak menemuiku di Telaga Haud.
Wahai Ibnu Abbas, kepemimpinan mereka adalah kepemimpinanku, kepemimpinanku adalah kepemimpinan Allah. Memerangi mereka berarti memerangiku, dan memerangiku berarti memerangi Allah. Berdamai dengan mereka berarti berdamai denganku, dan berdamai denganku berarti berdamai dengan Allah,” jawab Rasulullah saw.
Kemudian Rasulullah saw membaca ayat: Mereka berkehendak memadamkan cahaya agama Allah dengan mulut mereka, namun Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya. (QS: at-Taubah: 32)
Ahlul Bayt World Assembly, Imam Hasan Askari Tumpuan Kaum Papa