Al-Quran dan Hadis
14 Hadis Pilihan Imam Ali Ridha
Imam Ali Ridha as putra Imam Musa Kazhim as. Beliau merupakan Imam ke-8 Mazhab Ahlulbait. Beliau lahir di Madinah pada 11 Dzulkaidah 148 H, syahid di kota Thus dan dimakamkan di Masyhad, 17 Safar 203 H. Beliau termasyhur sebagai ‘Alim al Muhammad (figur cerdas dari keluarga Muhammad). Berikut kami kutip beberapa hadis beliau dari sekian banyak mutiara ilmu darinya.
- Sesungguhnya iman itu lebih tinggi sederajat dari Islam. Sedangkan takwa sederajat lebih tinggi dari iman. Yakin juga sederajat lebih mulia dari keimanan. Dan Bani Adam tidak diberi sesuatu yang Iebih utama dari keyakinan. (Biharul Anwar, juz 78, hal. 338)
- Iman adalah momen pelaksanaan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Iman adalah pengenalan lewat hati, pengakuan dengan lisan, dan pelaksanaan dengan anggota tubuh. (Tuhaful Uqul, hal. 422)
- Aku bertanya kepada Imam Ridha as, “Apa pendapat Anda tentang al-Quran?” Beliau as menjawab, “Ia adalah kalam Allah dan jangan kalian berpendapat lebih dari itu, jangan pula mencari petunjuk dari selainnya agar tidak tersesat.” (Biharul Anwar, juz 92, hal. 117)
- Sesungguhnya imamah itu merupakan kendali agama yang akan menjadikan keteraturan kaum muslimin serta jayanya kaum mukminin. Imamah merupakan asas perkembangan Islam yang cabangnya menuju ke segala arah. Karena imamah maka shalat, zakat, puasa, haji dan jihad menjadi sempurna. Begitu juga fai’ (harta rampasan) dan sedekah dapat terlaksana. Dan karenanya sanksi dan hukum-hukum dapat dilaksanakan sedang kesewenang-wenangan dapat dicegah. (Ushul aI-Kafi, juz 1, hal. 200)
- “Allah akan merahmati seorang hamba yang menghidupkan ajaran kami!.” Aku bertanya, “Bagaimana cara menghidupkan ajaran kalian?. Imam as menjawab, “Belajar tentang ilmu-ilmu kami lalu mengajarkannya kepada manusia.” (Wasail asy-Syiah, juz 18, hal. 102)
- Janganlah kalian mengabaikan perbuatan baik atau keseriusan dalam beribadah, hanya karena mengandalkan kecintaan kepada keluarga Muhammad saw. (Biharul Anwar, juz 78, hal. 347)
- Hati-hatilah dari sifat rakus dan hasud, karena keduanya telah menghancurkan umat terdahulu. Dan hati-hatilah dari sifat kikir, karena kekikiran itu suatu penyakit yang tidak boleh disandang orang merdeka apalagi seorang mukmin. Dan sifat bahil (kikir) merupakan kebalikan dari keimanan. (Biharul Anwar, juz 78, hal. 346)
- Sesungguhnya diam itu salah satu pintu hikmah. Dan diam itu akan membuahkan kecintaan serta jadi petunjuk setiap kebaikan. (Biharul Anwar, juz 78, hal. 335)
- Temanilah teman dekatmu dengan rendah diri (tawadhu), musuhmu dengan hati-hatilah, dan umat dengan manusiawi. (Biharul Anwar, juz 78, hal. 355)
- Allah membenci perdebatan yang tidak bermanfaat serta pemborosan harta dan banyaknya pertanyaan tentang hal-hal yang tidak berguna. (Biharul Anwar, juz 78, hal. 335)
- Orang kikir tidak akan pernah merasakan ketenangan. Orang hasud tidak akan pernah merasakan kenikmatan. Para raja tidak akan menepati janji, sedangkan si pembohong tidak akan mempunyai harga diri. (Biharul Anwar, juz 78, hal. 345)
- Sebaik-baik harta, yang dapat menjaga kehormatan pemiliknya. (Biharul Anwar, juz 78, hal. 352)
- “Bersenjatalah kalian dengan senjata para nabi.” Lalu, seseorang bertanya, “Apa senjata para nabi itu?” Beliau as menjawab, “Doa.” (Ushul aI-Kafi, juz 2, hal. 468)
- Paling sempurnanya akal adalah pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri. (Biharul Anwar, juz 78, hal. 352)