Kajian Islam
Urgensi Kenabian
Allah Swt menciptakan manusia dalam sebaik-baik rupa. Dia mengaruniakan dan menanamkan kecenderungan kesempurnaan dan kemampuan bergerak manusia menuju kesempurnaan. Manusia dalam menjalani hidup dan meraih kebahagiaan memerlukan jalan dan petunjuk. Tanpa petunjuk, ia tak akan mampu mencapai kesempurnaan hakiki. Jika hanya mengandalkan diri sendiri, manusia tak akan mampu mengenal aturan hidup dan jalan kebahagiaan, apalagi menjalankannya. Ia membutuhkan Tuhan semesta alam dan para nabi-Nya. Oleh sebab itu, pengutusan para nabi menjadi urgen.
Manusia punya dua dimensi, jasad dan ruh serta dua jenis kehidupan yang saling berkaitan seutuhnya. Untuk menjamin kenahagiaan dan kesempurnaan dua kehidupan itu, dibutuhkan suatu program dan aturan perilaku yang akurat dan sesuai. Program itu harus menjamin kebahagiaan duniawi juga ukhrawi.
Kesejahteraan duniawi dan kesempurnaan ukhrawi dalam arti tidak menjadikan kehidupan duniawi sedikit pun menyimpangkannya dari kehidupan ukhrawi dan pada saat yang sama tidak menjadikan kehidupan spiritual menghalangi manusia dari kehidupan dan kesenangan duniawi.
Allah Swt berfirman: Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila ia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. al-Anfal: 24)
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus. (QS. al-Baqarah: 213)
Ibrahim Amini, Mengapa Nabi Diutus