Kajian Islam
Sekilas Makna “Imam”
Secara etimologis, imam adalah figur yang dijadikan panutan dan diikuti ucapan atau perilakunya, baik benar atau batil, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt:
Ingatlah suatu hari yang hari itu Kami memanggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa diberikan kitab amalnya di tangan kanannya, maka mereka akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikit pun. Dan barangsiapa yang buta [hatinya] di dunia ini, niscaya di akhirat [nanti] ia akan buta [pula] dan lebih tersesat dari jalan [yang benar]. (QS. al-Isra: 71-72)
Berkenaan dengan arti “imam” yang kedua, Allah Swt berfirman: Maka perangilah pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, supaya mereka berhenti. (QS. at-Taubah: 12)
Dalam Islam, imam adalah penunjuk kepada jalan Allah atas dasar perintah dari-Nya. Imam dapat berupa figur manusia, sebagaimana difirmankan Allah Swt: Dan [ingatlah] ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat [perintah dan larangan], lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh umat manusia.” Ibrahim berkata, “[Dan kami mohon juga] dari keturunanku.” Allah berfirman, “Janji-Ku [ini] tidak meliputi orang-orang yang zalim.” (QS. al-Baqarah: 124)
Dan Kami telah menjadikan mereka sebagai para pemimpin yang memberikan petunjuk atas perintah Kami. (QS. al-Anbiya: 73)
Atau, dapat pula berupa kitab, seperti firman-Nya: Dan sebelum al-Quran itu telah ada kitab Musa yang menjadi imam [penunjuk jalan] dan rahmat. (QS. Hud: 17)
Dari kandungan kedua ayat tersebut, kita dapat memahami, ketika imam berupa kitab, maka kitab tersebut harus diturunkan dari sisi Allah Swt atas Rasul-Nya dengan tujuan memberi petunjuk pada umat manusia. Ini sebagaimana tugas kitab Muhammad saw.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menurut terminologi Islam, imam merupakan kitab yang diturunkan dari Allah Swt kepada para rasul-Nya sebagai petunjuk bagi umat manusia. Ia juga berupa sosok manusia yang dipilih Allah Swt untuk memberi petunjuk pada umat manusia, dengan syarat terjaga dari segala dosa (maksum).
Sayyid Murtadha Askarî, Syiah dan Ahli Sunnah