Kajian Islam
Para Saksi Amal Manusia di Akhirat Nanti
Allah Swt berfirman, Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu (semata-mata karena Allah dengan amal-amal yang saleh dan bermanfaat, baik untuk diri kamu maupun untuk masyarakat umum) maka Allah akan melihat (menilai dan memberi ganjaran) amal kamu itu, dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin (akan melihat dan menilainya juga, kemudian menyesuaikan perlakuan mereka dengan amal-amal kamu itu) dan kamu akan dikembalikan (melalui kematian) kepada Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu (sanksi dan ganjaran atas) apa yang telah kamu kerjakan? (baik yang nampak ke permukaan maupun yang kamu sembunyikan dalam hati).” (QS. at-Taubah: 105)
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu umat yang pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manuusia dan agar Rasul (Muhammad saw) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (QS. al-Baqarah: 143)
Syaikh Qummi dalam tafsirnya menyebutkan sebuah riwayat dari Imam Ja’far Shadiq as yang berkata, “Sesungguhnya pada setiap pagi (buku catatan) amal setiap hamba-yang taat maupun yang durhaka diperlihatkan kepada Rasulullah saw, maka hati-hati dan bersikap malulah setiap kalian apabila (ternyata) yang diperlihatkan kepada Rasul adalah amal buruknya.”
‘Iyasyi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ketika menafsirkan ayat ke-105 surah at-Taubah: Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu maka Allah akan melihat amal kamu itu, dan Rasul-Nya serta orang-orang Mukmin.” Dikatakan bahwa maksud dari orang-orang mukmin pada ayat tersebut adalah para imam as.
Dalam al-Kafi dan tafsir al-‘Iyasyi disebutkan sebuah riwayat dari Imam Muhammad Baqir as yang berkata, “Kami adalah maksud salah satu pemberitaan atas apa yang telah dikerjakan manusia dari ummat wasath (pertengahan) dan kami adalah para saksi bagi Allah atas (segala perbuatan) seluruh makhluk-Nya. Kami adalah hujjah-Nya di muka bumi.”
Dalam Syawahid at-Tanzil diriwayatkan bahwa Amirul Mukminin as berkata, “Kamilah yang dimaksud oleh ayat, ‘Agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia.’ (QS. al-Baqarah: 143) Rasulullah saw adalah saksi atas kami dan kami adalah para saksi Allah atas semua makhluk-Nya. Kami adalah para hujjah-Nya di atas bumi-Nya, dan kamilah yang dimaksud oleh ayat, ‘Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu umat yang pertengahan.’”
Amirul Mukminin as yang menceritakan keadaan manusia pada Hari Kiamat. Di antaranya sang Imam berkata, “… Maka (tiba saatnya) para rasul dihadapkan kepada Allah Swt dan mereka dimintai pertanggungjawaban atas risalah yang telah mereka bawa untuk umat-umat mereka, lalu mereka mengatakan bahwa mereka telah menyampaikannya kepada umat-umat mereka. Kemudian Allah Swt menanyakan hal yang sama kepada umat-umat (para rasul tersebut) dan mereka (umat-umat itu) membantahnya dengan berkata, ‘Tidak datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan,’ (QS. al-Maidah: 19) lalu para rasul meminta kesaksian Rasul saw dan beliau membenarkan ucapan para rasul dan menyalahkan ucapan umat-umat tersebut seraya berkata, ‘Sesungguhnya telah datang kepada kalian pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.’
Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, yakni Mahakuasa untuk meminta kesaksian (langsung) dari anggota tubuh kalian (sehingga tidak ada cara lain lagi untuk berdusta) tentang penyampaian risalah oleh para rasul kepada kalian. Oleh karena itu Allah Swt berfirman, Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). (QS. an-Nisa: 41)”
Allamah Sayyid Husain Thabathabai, Ada Apa Setelah Mati?