Kajian Islam
Obat Waswas
Ketahuilah bahwa penyakit hati seperti ini, sebagaimana pelbagai penyakit hati lainnya yang bisa membinasakan manusia selama-lamanya, dapat disembuhkan dengan sangat mudah dan sederhana melalui ilmu dan perbuatan yang bermanfaat. Namun terlebih dahulu penderita penyakit ini harus menyadari bahwa dirinya terserang penyakit. Sebab, hanya dengan demikianlah ia dapat mengambil langkah untuk menyembuhkan penyakitnya. Adapun teori pengobatannya, berupa perenungan atas masalah-masalah. Adalah perlu bagi seseorang untuk beramal berdasarkan pada hasil perenungan dan pemikiran. Dia harus memikirkan amal yang ingin dilakukannya untuk keridhaan Allah Swt itu didasarkan pada apa dan siapa. Lalu, mengapa harus dilakukan dengan tata cara spesifik seperti itu?
Kita tahu bahwa orang pada umumnya mengetahui tata cara amal ibadah dari para faqih dan marja taqlid yang menyimpulkannya secara langsung dari al-Quran, Sunnah, dan kaidah-kaidah fiqih melalui ijtihad. Apabila kita merujuk pada karya-karya mereka, kita tahu bahwa mereka menolak perilaku orang yang waswas dan menganggap sebagian tindakannya tidak sah. Apabila kita merujuk pada kitab Allah dan hadis-hadis mulia, kita meliha bahwa perilaku ini dimunculkan oleh setan, dan pelakunya dianggap tidak berakal. Oleh karena itu, kalau memang begitu, orang berakal harus berpikir sejenak, apakah setan mengendalikan pikirannya atau tidak?. Kemudian, ia harus mengesampingkan perilaku seperti ini dan memperbaikinya karena dalam perbaikan ini terletak keridhaan Allah.
Kalau seseorang melihat ada tanda-tanda waswas pada dirinya, dia harus segera bertanya kepada ulama dan faqih mengenai perilakunya untuk mengetahui apakah perilaku itu merupakan waswas atau bukan. Hal itu karena penderita waswas hampir-hampir tidak menyadari kondisinya sendiri dan menganggap dirinya objektif, sedangkan orang lain lalai dalam soal agama. Namun, jika dia berpikir sedikit, dia akan tahu bahwa keyakinan ini juga merupakan bisikan setan. Sebab, apabila dia tahu bahwa praktik ulama besar yang dia percayai ilmu dan amal merekaatau praktik marja taqlid yang merupakan sumber pengetahuan segenap mengenai hal yang halal dan yang haram bertentangan dengan praktiknya sendiri, dia tidak dapat mengatakan bahwa segenap ulama, tidak setia pada agama Allah dan hanya penderita waswas ini yang teguh dalam kesalehan.
Setelah dia mengetahui bahwa dia sakit dan perlu disembukan, dia memasuki tahap tindakan yang merupakan pokok persoalan dengan cara mengabaikan seluruh waswas dan bisikan setan yang masuk ke dalam dirinya. Misalnya, kalau dia itu waswas dalam soal wudhu, dia harus menggunakan segenggam air meskipun setan memprotesnya. Kalau setan mengatakan bahwa tindakannya itu akan membatalkan wudhu, dia harus menjawab, “Jika tindakan ini tidak sah, berarti praktik Rasulullah saw dan para Imam Suci as serta segenap faqih juga tidak sah. Rasulullah dan para Imam berwudhu selama hampir tiga ratus tahun,dan cara mereka berwudhu sama seperti ini menurut hadis-hadis mutawatir. Nah, kalau wudhu mereka tidak sah, biarlah wudhu saya pun begitu.”
Jika engkau itu seorang yang taklid kepada seorang mujtahid, katakan pada setan, “Aku berbuat menurut ketetapan mujtahid yang aku rujuk. Kalau wudhuku batal, Allah tidak akan membebani tanggung jawab kepadaku, dan Dia tidak akan menyalahkanku.”
Kalau si terkutuk itu meragukan ketetapan mujtahid, dan mengatakan bahwa mujtahid itu tidak memberikan ketetapan seperti itu, ambillah buku sang mujtahid, buka dan tunjukkan kepada si terkutuk itu. Kalau engkau mengabaikan bisikannya beberapa kali dan melakukan tindakan yang bertentangan dengan bisikannya, dia pun akan meninggalkanmu dengan putus asa. Dan semoga engkau dapat benar-benar menyembuhkan penyakitmu untuk selamanya.
Imam Khomeini, 40 Hadis, Telaah atas Hadis-hadis Mistis dan Akhlak