Kajian Islam
Mengapa Para Nabi Harus Suci Dari Dosa?
Tiada keraguan, seorang nabi haruslah menjadi tumpuan kepercayaan manusia sedemikian rupa, sehingga kata-katanya tidak mengandung kemungkinan bohong atau salah. Apabila tidak demikian, maka kepemimpinannya akan goyah. Sekiranya para nabi tidak maksum, maka dengan menggunakan dalih bahwa para nabi telah berbuat keliru, orang-orang yang mencari kebenaran dari apa yang dikatakan, akan meragukan dakwah para nabi itu; dakwah para nabi itu tidak akan diterima, atau setidaknya kata-kata mereka tidak akan diterima dengan sepenuh hati. Alasan ini, yang dapat disebut dalil i’timad, merupakan salah satu sebab terpenting bagi maksumnya para nabi.
Dengan kata lain, bagaimana mungkin Tuhan memberikan perintah-perintah-Nya kepada manusia untuk mengikuti seseorang yang tidak penuh kebenaran dan tidak terpercaya. Karena, apabila orang ini berbuat keliru atau dosa, manusia tak patut mengikutinya. Apabila mereka mengikutinya, mereka juga akan keliru, dan apabila mereka tidak mengikutinya maka mereka melemakan kedudukan kepemimpinan para nabi itu, khususnya karena kedudukan kepemimpinan para nabi itu sepenuhnya berbeda dengan kepemimpinan orang lain, sebab umat menerima seluruh gagasan hidup dari para nabi itu.
Berkaitan dengan itulah kita lihat bahwa para mufasir ketika berbicara tentang ayat: Hai orang-orang yang beriman. Taatilah Allah dan taatilah Rasul dan Ulil Amri di antara kamu…., (QS. an-Nisa: 59) mengatakan bahwa perintah untuk ketaatan mutlak itu disebabkan karena nabi itu maksum; demikian pula para ulil amri, yakni ‘mereka yang telah diberi wewenang.’ Para pemimpin suci, yang disebut ulil amri, seperti itu juga. Apabila tidak demikian, maka Tuhan tidak akan memerintahkan ketaatan tak bersyarat kepada mereka itu.
Dengan demikian para nabi, karena keistimewaan pengetahuan, kesadaran, dan keimanan yang luar biasa, mampu menjinakkan motif-motif dosa. Faktor-faktor yang paling merangsang untuk mendorong kepada dosa tidak akan dapat mengalahkan akal pikiran dan keimanannya. Itulah sebabnya kita katakan bahwa para nabi itu maksum, mereka terjamin dari dosa.
Ayatullah Nashir Makarim Syirazi, Belajar Mudah Tentang Allah, Kenabian, Keadilan Ilahi, Imamah, Kebangkitan di Akhirat