Kajian Islam
Masa Penantian
Imam Mahdi as tidak menunjukkan dirinya kepada fuqaha (ulama dan pakar hukum Islam) yang handal dalam memecahkan masalah-masalah keagamaan yang dihadapi masyarakat Islam selama kegaiban beliau. Namun demikian, mereka menyediakan lahan dalam rangka menyongsong revolusi yang akan dicetuskan Imam Maksum ini.
Orang-orang di masa kini, menantikan kedatangannya. Penantian ini tidak berarti hanya duduk tanpa usaha yang berarti sama sekali, pasif, acuh tak acuh, tidak berusaha, dan tidak berupaya membuka jalan bagi kemunculan Imam as. Sebaliknya, orang yang menanti adalah orang yang penuh pengharapan, berusaha, bekerja, bergerak, sadar, giat, dan memiliki keyakinan teguh pada Imam Mahdi as, sehingga melempangkan jalan bagi kemunculan dan kedatangan beliau.
Seorang penanti sejati persis pendaki gunung yang menanti momen untuk menaklukkan puncak gunung dan berjuang mencapai puncak yang ditujunya. Ia senantiasa siap sedia melakukan apa saja yang diperlukan demi menginjakkan kaki di atas puncak. Tak pelak, ia harus punya rencana yang matang untuk mencapai puncak kesuksesan dan sadar, bahwa duduk berpangku tangan tak akan membawanya pada tujuan.
Dengan demikian, penantian berarti pergerakan, usaha, upaya, pikiran teguh, berkarya, dan mencipta untuk kemaslahatan umat manusia. Jika prinsip dasar ini tidak tertanam secara baik dalam masyarakat, umat manusia akan beku, putus asa dan kecewa, serta tidak lagi berpandangan optimistis dalam menatap masa depan nan gemilang.
Mahdi Ayatullahi, Imam Muhammad Mahdi