Kajian Islam
Kedudukan Ilmu Imam
Seorang warga Syam, yang sebelumnya enggan hadir di majlis Imam Muhammad Baqir as berkata kepada beliau, “Tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang lebih kubenci daripada dirimu, kebencian padamu sungguh ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Meski begitu, aku melihatmu begitu sopan, beradab, serta bertutur-kata santun. Maka ketahuilah, kehadiranku di majlismu ini karena kebaikan budi dan bahasamu.”
Dalam setiap kesempatan, Imam Baqir as selalu mengatakan yang baik kepada orang Syam itu. Imam as mengatakan, “Tiada sesuatu pun yang tersembunyi di sisi Allah Swt.” Selang beberapa hari, orang itu tidak pernah terlihat lagi. Imam as merasa kehilangan. Beliau bertanya kepada orang-orang yang mengenalnya. Kata mereka, orang itu jatuh sakit.
Imam as bergegas menjenguknya. Beliau duduk di sisinya sambil bercakap-cakap dan bertanya tentang penyebab sakitnya. Lalu, Imam as menganjurkan agar mengonsumsi makanan dingin dan segar. Setelah itu, Imam as meninggalkan orang itu. Beberapa hari kemudian, orang itu pulih dari sakitnya. Pertama kali yang ia lakukan adalah menghadiri majelis Imam as. Di sana, ia memohon maaf pada Imam, dan akhirnya menjadi sahabat beliau.
Alkisah, seseorang bertanya pada Abdullah bin Umar tentang sebuah masalah. Abdullah kebingungan menjawabnya. Ia berkata kepada si penanya, “Pergilah pada anak itu, dan tanyalah kepadanya, kemudian beritahukan jawabannya kepadaku.” Anak yang dimaksud adalah Imam Muhammad Baqir as.
Orang itu lalu menemui Imam as dan bertanya kepadanya. Selekas itu, ia kembali kepada Abdullah dengan membawa jawaban yang didapatkannya dari beliau. Abdullah berkata, “Sesungguhnya mereka adalah Ahlul Bait Nabi yang telah diberikan pemahaman tentang segala sesuatu.”
Mahdi Ayatullahi, Imam Muhammad Baqir, Penyingkap Khazanah Ilmu