Ikuti Kami Di Medsos

Kajian Islam

Cara Ahlulbait Mendidik Pengikutnya [2/2]

Imam Ja’far Shadiq as telah berwasiat kepada salah seorang sahabatnya, Abu Usamah. Beliau memerintahkannya untuk menyampaikan wasiat ini kepada para pengikutnya, antara lain, “… Bertakwalah kalian kepada Allah, jadilah kalian sebagai penghias diri kami, dan janganlah jadi pencemar. Tumpahkanlah segala kecintaan pada kami, dan tolaklah segala kejelakan (yang dinisbatkan pada kami), karena sesµngguhnya apa yang mereka dustakan kepada kami, maka kami tidak seperti apa yang mereka dustakan. Kami mempunyai hak (berupa pujian seperti yang dikatakan) dalam kitabullah, punya kerabat dengan Rasululah saw dan penyucian dari Allah, kelahiran baik yang tidak seorang pun punya hak itu selain kami, dan bila ada orang yang mengak-ngaku punya kedudukan seperti kami, ketahuilah, ia pendusta. Perbanyaklah zikir kepada Allah, mengingat mati, membaca al-Quran, dan bershalawat kepada Nabi saw karena pada setiap shalawat kepadanya mengandung sepuluh kebaikan.” [Thabrasiy, Makarim al-Akhlaq, hal. 66]

Pembahasan sebelumnya Cara Ahlulbait Mendidik Pengikutnya [1/2]

Imam Shadiq as juga berwasiat kepada salah seorang pengikutnya, Ismail bin Ammar, “Aku berwasiat kepadamu agar bertakwa kepada Allah, berbuat wara’, berkata jujur, menyampaikan amanat, berbuat baik pada tetangga, banyak sujud kepada Allah. Begitulah Nabi Muhammad saw memerintahkan kami.”

Hisyam bin Salim meriwayatkan, “Aku pernah mendengar Abu Abdillah as berkata kepada Hamran, ‘Perhatikanlah orang yang berada di bawah kalian, dan jangan kalian melihat orang-orang yang berada di atas kalian pada apa yang sudah ditentukan (Allah). Sebab, yang demikian akan menjadikan engkau merasa cukup (qana’ah) terhadap apa yang Allah berikan kepadamu dan hal ini akan mendatangkan tambahan rejeki dari Allah. Ketahuilah, amal yang sedikit tapi dilakukan secara terus menerus atas dasar keyakinan, jauh lebih utama di sisi Allah Swt dari pada amal yang banyak tapi tidak berdasarkan keyakinan. Ketahuilah, sesungguhnya tidak ada wara’ yang lebih bermanfaat dari menjauhi segala perbuatan yang diharamkan Allah, dan menahan diri dari mengganggu kaum Muslim dan mengumpat mereka. Tidak ada sesuatu yang paling menyenangkan kecuali akhlak yang baik, tidak ada harta yang lebih bermanfaat dari pada menerima yang sedikit tapi merasa cukup, dan tiada kebodohan yang lebih pahit dari ujub (bangga diri).’” [Thabrasiy, Makarim al-Akhlaq, hal. 66]

Imam Shadiq as telah meriwayatkan dari Rasulullah saw mengenai sifat orang-orang mukmin. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Orang mukmin adalah orang yang benci pada keburukan dan senang pada kebaikan.” [Bihar al-Anwar, juz 78, hal. 198]

Inilah sifat Muslim yang ideal dan selalu menetapi (kebenaran) karena Ahlulbait Nabi as telah mendidiknya, mengarahkan dan membentuk kepribadiannya. Inilah metode mereka (Ahlulbait) dalam membina dan mendidik umat dan masyarakat Islam, serta dakwahnya yang digunakan untuk mengajak umat Muhammad saw agar selalu berpegang teguh pada kitabullah dan sunah   Rasulullah saw, serta membangun kehidupan berdasarkan petunjuk. Inilah tatanan Islam yang benar.  Sudah selayaknya orang muslim itu mengikuti petunjuk mereka (Ahlulbait), segala wasiat mereka,   dan mendengarkan peringatan mereka.

Tim al-Balagh, Mengenal Lebih Jauh Ahlulbait

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *