Kajian Islam
Bangsa Quraisy
Bangsa Quraisy dipandang sebagai salah satu bangsa yang dihormati bangsa lain di semenanjung Arabi. Quraisy sendiri terbagi dalam berbagai suku. Bani Hasyim adalah salah satu suku terhormat di antara suku lainnya. Qushai bin Kilab adalah nenek moyang mereka yang bertugas sebagai penjaga Kabah.
Di tengah warga Mekah, Hasyim dikenal sebagai figur mulia, bijaksana, dan terhormat. Beliau banyak membantu, memulai perniagaan agar mereka mendapatkan penghidupan yang layak. Atas jasanya, warga memberinya julukan “tuan”. Julukan ini secara turun-temurun disandang anak keturunan Hasyim.
Setelah Hasyim, kepemimpinan bangsa Quraisy dipercayakan pada anaknya yang bernama Muthalib, yang kemudian dilanjutkan Abdul Muthalib.
Abdul Muthalib adalah figur yang berwibawa. Pada masanya, Abrahah Habasyi menyerbu Mekah untuk menghancurkan Kabah. Namun berkat pertolongan Allah Swt, Abrahah dan pasukan gajahnya mengalami kekalahan. Tahun penyerbuan itu kemudian dikenal dengan Tahun Gajah.
Dua bulan setelah Tahun Gajah,Sayyidah Aminah melahirkan seorang putra yang diberi nama Muhammad saw. Sebelum kelahiran Nabi Muhammad saw, ayahnya, Sayyid Abdullah meninggal dunia. Tak lama setelah melahirkan, sang ibu pun wafat.
Setelah ditinggalkan kedua orang tuanya, Nabi Muhammad saw diasuh sang kakek, Abdul Muthalib. Warga kota Mekah begitu mencintai Muhammad saw, bahkan merelakan barang-barang mereka di bawah pengawasannya. Atas kejujuran dan sifat amanah yang ditunjukkannya, mereka memberinya gelar al-amin, yakni orang terpercaya.
Dengan bekal iman yang teguh, Nabi Muhammad saw membantu kaum fakir, membela orang tertindas, membagikan makanannya pada orang lapar, mendengarkan keluhan mereka, dan berusaha memberi jalan keluar atas masalah yang mereka hadapi.
Suatu waktu, Abu Thalib, paman Nabi Muhammad saw, menganjurkannya ikut berniaga dengan kafilah dagang Sayyidah Khadijah. Kemudian, Nabi Muhammad saw pun ditunjuk untuk memimpin kafilah dagang tersebut.
Selama bergabung dalam kafilahnya, Sayyidah Khadijah menyaksikan dari dekat kejujuran, keteguhan, dan keutamaan perilaku Muhammad saw. Tak segan Sayyidah Khadijah pun melamarnya. Tak lama kemudian, mereka pun melangsungkan pernikahan.
Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Fathimah, yang dari keturunannya lahirlah manusia-manusia suci.
Majma Jahani Ahlul Bait, Seri Manusia-manusia Suci, Nabi Muhammad saw