Ikuti Kami Di Medsos

Akidah

Shahibul Amr

Allah berfirman: Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulul-amr di antara kalian. (QS. an-Nisa: 59)

Shahibul amr adalah di antara kata yang dinisbatkan bagi imam. Muhammad bin Ishaq menukilkan bahwa umumnya, kaum Muhajirin dan Anshar tidak ragu bahwa sepeninggal Rasulullah saw, Ali as adalah shahibul amr. (Syarah Ibn Abil Hadid, jil. 6, hal. 21)

Kata ulul amr dan wali amr banyak dijumpai dalam buku sejarah dan hadis. Para khalifah dan penguasa setelah Rasulullah saw menyebut diri mereka dengan wali amr. Namun, mereka lebih sering menggunakan kata khalifah.

Imam Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Wahai orang-orang Muhajirin! Sesungguhnya kami lebih berhak terhadap khilafah daripada kalian”. (Syarah Ibn Abil Hadid. Jil. 6, hal. 12)

Kata imarah dan amr juga berasal dari sumber yang sama. Khulafa juga disebut dengan amirul mu‘minin, yakni pemimpin orang-orang mukmin, sementara imarah, yakni komandan dan amirul mu‘minin, adalah komandan orang-orang mukmin.

Namun, perlu dicatat di sini bahwa meskipun kata khalifah, shahibul amr, dan amirul mu‘minin juga dinisbatkan pada imam, semua itu adalah dari aspek kekuasaannya. Alhasil, kata imam mengandung kesakralan dan lebih luas cakupannya. Sebab, selain bermakna kekuasaan duniawi, kata itu juga mencakup aspek kepemimpinan ruhani.

Ibrahim Amini, Para Pemimpin Teladan

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *