Akidah
Kekuasaan dan Pengetahuan Tuhan
Pikirkanlah bagian-bagian alam semesta yang luas ini saling terjalin, betapa mengagumkan alam ini berjalan dan bagaimana sistem-sistem yang ada di dalamnya bekerja bersama-sama secara teratur. Semuanya bergerak, dan dengan demikian segala fenomena bergerak maju menuju tujuannya yang khusus dengan cara sangat teratur.
Dari sini setiap orang yang berakal dapat melihat bahwa alam semesta dengan segala isinya ini bergantung kemaujudannya pada Wujud yang tak mungkin rusak, yang telah menciptakan mereka dengan kekuasaan dan pengetahuan-Nya yang tak terbatas, dan yang telah memelihara setiap makhluk dan mengarahkannya menuju kesempurnaannya dengan rahmat-Nya yang khusus. Dia-lah Yang Wujud-Nya tak akan musnah, dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu dan mampu melakukan segala sesuatu.
Allah Swt berfirman: Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia-lah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Mahamengetahui segala sesuatu. (QS. al-Hadid: 2-3).
Di ayat yang lain Allah berfirman:
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Maidah: 17)
Kalau kita mengatakan bahwa seseorang mampu membeli mobil, yang kita maksudkan adalah bahwa dia memiliki syarat yang diperlukan untuk membeli mobil (yakni uang yang cukup), dan jika kita mengatakan bahwa seseorang mampu mengangkat batu seberat lima puluh kilogram, maka yang kita maksudkan adalah bahwa dia memiliki kekuatan untuk melakukan hal itu.
Singkatnya, kemampuan melakukan sesuatu berarti memiliki sarana untuk melakukannya. Dan karena kebutuhan segala makhluk yang ada di alam ini dipenuhi oleh Tuhan, maka kita harus mengatakan bahwa Tuhan Yang Mahatinggi memiliki kemampuan untuk melakukan apa saja, dan bahwa Dzat-Nya yang suci dan murni merupakan sumber segala wujud.
Allah berfirman: Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui ciptaan-Nya?. (QS. al-Mulk: 14).
Ini berarti bahwa karena setiap makhluk menggantungkan wujudnya pada Wujud Allah Swt yang tak terbatas. Maka tidak dapat dibayangkan adanya tabir antara Dia dengan makhluk tersebut, atau bahwa makhluk bisa tersembunyi dari pengetahuan Tuhan. Sebaliknya, segala sesuatu jelas bagi-Nya. Dia memahami dan menguasai segala sesuatu, baik itu lahir maupun batin.
Alamah Sayyid Husain Thabathaba’i, Inilah Islam