Akidah
Al-Quran tidak Pernah Mengalami Perubahan Sedikit pun!
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran dan Kami pula yang akan memeliharanya. (QS. al-Hijr: 9)
Mazhab Syiah meyakini bahwa al-Quran yang ada di tangan kaum muslimin saat ini adalah al-Quran yang sama dengan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, tanpa sedikit pun mengalami penambahan atau pengurangan.
Para penulis wahyu telah membukukan al-Quran sejak hari-hari pertama turunnya wahyu. Kaum muslimin senantiasa membacanya siang dan malam dan saat melakukan shalat lima waktu. Banyak di antara mereka yang hafal al-Quran di luar kepala. Dalam hal ini, para penghafal dan pembaca al-Quran memperoleh kedudukan khusus di tengah masyarakat muslim. Banyak hal yang menyebabkan al-Quran terpelihara dari penyimpangan dan perubahan. Selain itu, Allah Swt Sendiri telah menjamin akan menjaganya sampai kapan pun. Karena itu, al-Quran tidak akan mengalami penyimpangan atau perubahan.
Para pakar dan ulama terkemuka Islam, baik Sunni maupun Syiah, sepakat bahwa al-Quran terpelihara dengan baik dan tidak mengalami sedikit pun perubahan (tahrif). Kalau pun ada yang berpandangan bahwa telah terjadi tahrif, baik dari pihak Syiah atau Sunni, itu hanya segelintir orang, yang nota bene hanya berdasarkan kepada beberapa riwayat, yang oleh ulama kedua belah pihak telah dinyatakan palsu, maudhu’, dan ditolak mentah-mentah, atau dipahami dalam arti perubahan yang bersifat maknawi, (at-tahriful-ma’nawi) yang berarti telah terjadi penyimpangan terhadap makna ayat al-Quran, bukan redaksinya. Atau paling tidak, telah terjadi pencampuradukan antara tafsir ayat di satu pihak dan teks aslinya di pihak lain.
Dengan demikian, orang-orang berpikiran sempit, yang senantiasa menuding Syiah atau Sunni telah meyakini tahrif, padahal ulama-ulama terkemuka kedua aliran ini telah menolak mentah-mentah adanya tahrif itu, sesungguhnya di satu sisi, dengan bodoh telah menolak al-Quran. Di sisi lain, mereka membuat celah untuk mempertanyakan keabsahan kitab samawi nan agung ini. Selain pula memberi pengabdian besar pada musuh dan pihak yang mengincar Islam.
Selain itu, mengamati perjalanan sejarah jam’ul-qur’an, sejak zaman Nabi saw dan perhatian besar yang diberikan kaum muslimin untuk menulis al-Quran, menghafalnya, dan membacanya, serta adanya penulis-penulis wahyu sejah masa pertama turunnya al-Quran, mengungkapkan kepada kita suatu kebenaran yang tidak dapat diingkari bahwa tangan-tangan jahil tidak akan mampu menjamah al-Quran untuk di-tahrif sampai kapan pun.
Dalam pada itu, Mazhab Syiah tidak mempunyai al-Quran lain selain yang beredar luas di tangan kaum muslimin. Untuk menelusuri hal ini, bukanlah perkara sulit. Rumah-rumah kami, masjid, perpustakaan, dan sebagainya penuh dengan al-Quran. Bahkan berbagai museum menyimpan manuskrip-rnanuskrip al-Quran kuno yang berumur ratusan tahun. Semuanya sama, sedikit pun tidak ada perbedaan. Jika dulu penelusuran ini dirasa sulit, di masa sekarang, sama sekali tidak sulit. Bahkan setiap orang dapat melakukannya dengan baik dan akan sampai pada kesimpulan bahwa tudingan itu semuanya palsu.
Maka berilah kabar gembira kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan kemudian mengikuti apa yang terbaik darinya. (QS. az-Zumar: 17-18)
Dewasa ini, institusi-institusi pendidikan agama kami, hauzah, aktif mengkaji ilmu-ilmu al-Quran secara luas, yang salah satu kajian pentingnya ialah tentang tidak adanya tahrif dalam al-Quran.
Ayatullah Natsir Makarim Syirazi, Akidah Kami