Kajian Islam
Ahlulbait: Wahana Turunnya Risalah
Ahlulbait adalah teladan bagi kesempurnaan manusia dan teladan yang harus kita ikuti dan ambil contoh darinya. Sesungguhnya, seluruh nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad saw memahami posisi wilayah mereka dan keunggulan atas mereka dan bahwa mereka adalah bagian dan unsur dari risalah tunggal yang dimaksudkan Allah Swt agar diterima umat manusia.
Mengenai kedudukan tinggi mereka, Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Wilayah kami sesungguhnya adalah kebenaran, kebenaran dari kebenaran, dan itu adalah nyata dan tersembunyi, tersembunyi dari yang nyata, yang tersembunyi dari yang tersembunyi, dan itu adalah rahasia, rahasia dari rahasia, rahasia yang ada dalam rahasia yang tersembunyi rapat, dan rahasia yang tertutup dengan rahasia.”
Terdapat empat posisi risalah yang tersirat dari pernyataan luar biasa ini:
Pertama, posisi bayan yang dijelaskan dengan ungkapan “yang tersembunyi dari yang nyata”. Ini bermakna mengenali fakta bahwa Allah Swt tidak memiliki kesamaan atau keserupaan dengan apapun. Karenanya, seorang hamba Allah menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.
Kedua, posisi ma’ani yang dijelaskan dengan “yang tersembunyi dari yang tersembunyi”, sebagaimana dikatakan Imam Ali as terkait Ahlulbait as. Beliau mengelaborasi aspek ini dan mengatakan, “Kami adalah makna-maknanya. Kami adalah sisi, tangan, lidah, perintah, keputusan, ilmu, dan kebenarannya. Jika kami menghendaki sesuatu, Allah Swt menghendakinya.”
Ketiga, posisi aswab yang berkenaan dengan “tersembunyi dari yang nyata” dan menyiratkan bahwa pintunya rahmat dan ridha Allah Swt adalah Ahlulbait as. Merekalah perantara yang melaluinya kita memasuki pintu untuk dekat dengan Allah Swt. Gagasan ini dikukuhkan dengan sabda Nabi saw, “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya”. (Hakim Naisaburi, al-Mustadrak)
Keempat, posisi imamah atau kepemimpinan umat yang berkenaan dengan ungkapan-ungkapan “yang nyata”, “kebenaran”, dan “kebenaran dari kebenaran”. Pernyataan luar biasa Imam Shadiq as di atas menyampaikan kepada kita fakta bahwa ada awan luas kerahasiaan dan misteri di balik kedudukan agung Ahlulbait as; sedemikian rupa sampai-sampai pikiran tidak dapat memahami atau mengukur dalamnya kedudukan tinggi mereka yang merupakan esensi dari risalah. Karenanya tidak mengherankan jika Allah Swt berfirman: Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan risalah-Nya. (QS. al-An’am: 124)
Jermein Abu Shahba, Pohon Kenabian Tafsir Hadis al-Kisa dan Shalawat Syakbaniyah