Wawancara
ABI Responsif Covid Bantu Masyarakat Lawan Covid
Wabah Covid-19 semakin meningkat di Indonesia. Berita tentang orang-orang yang meninggal hampir setiap hari bermunculan di media sosial. Bahkan rumah sakit-rumah sakit dikabarkan penuh, tak mampu lagi menampung pasien-pasien yang menderita Covid-19.
Melihat kondisi yang terus memprihatinkan ini, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Ahlulbait Indonesia (ABI) Jawa Timur berinisiatif membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. Dibentuklah tim Satuan Tugas (Satgas) Covid.
Pengurus Pusat segera mengajak lembaga otonom untuk rapat dan berkoordinasi, sehingga dibetuklah tim gabungan bernama ABI Responsif Covid (ARC).
Apa saja yang telah dilakukan ARC? Apa tujuan yang hendak dicapai?
Untuk itu, kami berkesempatan melakukan wawancara dengan Ketua ABI Responsif, Husein Syahid.
Berikut petikan wawancara kami.
T: Apa ABI Responsif Covid (ARC) itu?
J: ABI Responsif Covid (ARC) sdalah sebuah gugus tugas yang dibentuk oleh DPW ABI Jawa Timur yang secara struktural berada di bawah lembaga ABI Responsif. Oleh karenanya gugus ini diberikan nama nama ABI Responsif dengan menambah kata Covid sebagai spesialisasi tugas-tugasnya.
T: Apa yang mendasari dibentuknya ARC? Dan Kapan mulai dibentuk?
J: Badai pandemi covid yang telah menelan banyak korban masyarakat Indonesia tak terkecuali komunitas Ahlul Bait (AB). Maka dari itu kami hadir untuk memberikan bantuan kepada masyarakat, terutama komunitas AB.
ARC dibentuk atas inisiasi DPW ABI Jawa Timur melalui rapat koordinasi dengan DPD-DPD pada 7 Juli 2021. ARC dibentuk guna merespon semakin banyaknya anggota komunitas yang terpapar dan menjadi korban Covid.
T: Apa tujuan dibentuknya ARC?
J: Penuh sesak nya fasilitas kesehatan oleh pasien covid memaksa sebagian mereka melakukan perawatan di rumah atau isolasi mandiri.
Perawatan dengan cara isolasi mandiri tentu jauh dari mendapatkan obat-obatan dan fasilitas yang memadai. Untuk itulah kami hadir guna memberikan pendampingan dan pemenuhan terhadap kebutuhan pasien covid dari komunitas.
Disamping itu, kehadiran kami juga diharapkan mampu meringankan beban psikis para pasien. Yang pada akhirnya menumbuhkan semangat yang kuat untuk segera sembuh.
T: Apa saja yang ditawarkan ARC?
J: Kami mencoba hadir bagi pasien yang tidak cukup mampu mengakses layanan kesehatan dengan baik oleh beragam faktor yang melatarbelakanginya. ARC juga melakukan edukasi dan pendampingan bagi pasien yang memiliki sudut pandang awam terhadap jenis penyakit yang menular seperti ini.
Pendampingan pada pasien meliputi informasi langkah penanganan awal, penyediaan fasilitas kesehatan seperti obat-obatan yang mulai langka di pasaran, tabung oksigen dan konsultasi Dokter selama 24 jam.
Kami saat ini sudah membantu kurang lebih 30 ikhwan/akhwat yang kami berikan bantuan berupa obat-obatan, tabung oksigen, kebutuhan makan harian dan perujukan pasien ke rumah sakit.
T: Mangapa baru dibentuk sekarang? Padahal kan Covid-19 sudah mewabah sejak tahun lalu.
J: Efek pandemi gelombang 2 ini cukup memukul komunitas. Kondisinya tidak sebagaimana di awal-awal pandemi. Dengan menilai kondisi terkini, maka dirasa sebagai sebuah keharusan untuk membentuk gugus tugas yang khusus bergerak untuk meminimalisir dampak pandemi pada komunitas dan mencegah lebih banyak penularan.
T: Sudah berapa banyak sebaran ARC di Indonesia?
J: Sejauh ini Kami sudah terbentuk dan bergerak di wilayah Jawa Timur dan Jabodetabek. Untuk saat ini dengan kemampuan dan kapasitas kita fokuskan penanganan pada dua wilayah tersebut lebih dulu agar bantuan yang diberikan dapat maksimal.
T: Sampai kapan ARC akan terus melakukan kegiatannya?
J: Kami akan terus melaksanakan tugasnya selama kehadirannya dibutuhkan oleh masyarakat.