Ikuti Kami Di Medsos

14 Manusia Suci

Biografi Singkat Al-Mahdi afs

Imam Muhammad Al-mahdi a.s.

Nama: Muhammad

Gelar: Al-Hadi, dan Al-Qoim

Julukan: Abul Qosim

Ayah: Imam Hasan Al-Askari a.s.

Ibu: Nargis Khatun

Kelahiran: Samarra, 256 Hijriah

Ghaib Sughra: Selama 74 Tahun

Ghaib Kubra: Sejak tahun 329 hingga kini

Biografi Singkat Imam Muhammad Al-Mahdi a.s.

Imam Mahdi dilahirkan di Samarra pada tanggal 15 Sya’ban 255 H. Ibunya bernama Nargis. Ia sempat mengalami hidup bersama ayahnya selama lima tahun. Pada saat memegang tampuk imamah, ada dua tugas yang harus dilakukan Imam Hasan Askari a.s.: pertama, ia harus bertindak esktra hati-hati terhadap pemerintah yang berkuasa saat itu, dan kedua, memperkenalkan Imam Mahdi kepada para pengikutnya yang setia.

Imam Mahdi sudah memegang tampuk imamah pada tahun 260 H. dalam usianya yang ke-5 tahun. Kemudian usia Imam Mahdi a.s. (ketika memegang tampuk imamah) bukanlah suatu hal yang layak untuk diherankan. Karena Nabi Yahya a.s. pada usia kanak-kanak sudah dapat mandat kenabian. Allah berfirman: “Wahai Yahya, ambillah (dan peganglah) kitab ini dengan erat. Dan kami telah menganugrahkan kitab kepadanya ketika ia masih kecil”. (Maryam : 2)

Beberapa hari sebelum wafat, di sebuah pertemuan yang dihadiri oleh 40 orang sahabatnya yang setia yang antara lain adalah Muhammad bin Ustman, Mua’wiyah bin Hakim dan Muhammad bin Ayyub, Imam Hasan Askari a.s. berkata: “Ia adalah pemimpin dan khalifah kalian setelah aku wafat. Ia adalah Al-Qaa’im yang ditunggu-tunggu oleh para makhluk. Ketika bumi sudah dipenuhi oleh kezaliman, ia akan muncul demi memenuhinya dengan keadialan”.

Empat Wakil Imam Mahdi a.s.

Ghaibah Shughra (kecil) Imam Mahdi a.s. dimulai dari tahun 260-329 H. Pada periode ini Imam Mahdi a.s. menjawab segala pertanyaan dan problem yang dihadapi oleh masyarakat Syi’ah melalui wakil-wakilnya yang telah ditunjuk oleh dia sendiri. Mereka berjumlah empat orang, antara lain: Utsman bin Sa’id Al-‘Amri (ia menjadi wakil Imam Mahdi a.s. selama lima tahun), Muhammad bin Utsman al-‘Amri (ia menjadi wakilnya selama empat tahun), Husein bin Ruh An-Naubakhti (ia menjadi wakil Imam a.s. selama 21 tahun) dan Ali bin Muhammad As-Samuri (ia menjadi wakil Imam a.s selama tiga tahun). Tugas-tugas mereka yang terpenting adalah menyelesaikan seluruh problem yang sedang menimpa masyarakat Syi’ah tanpa sepengetahuan pemerintah kala itu.

Baca juga: Biografi Singkat Imam Ali bin Abi Thalib a.s.

Dengan wafatnya keempat wakil di atas, Ghaibah Kubra (besar) dimulai. Hal ini terjadi pada tahun 329 H. dan usia Imam Mahdi a.s. pada saat itu adalah 74 tahun. Pada periode ini Imam Mahdi a.s. tidak menentukan para wakil secara khusus. Wakil-wakilnya pada periode ini ditunjuk secara umum melalui hadis-hadis yang datang dari mereka. Mereka adalah Fuqaha’ yang memenuhi syarat-syarat perwakilan.

Imam Mahdi a.s. dalam Pandangan Ulama Ahlusunnah

Keyakinan berkenaan dengan Imam Mahdi a.s tidak didominasi oleh pemeluk Syi’ah saja. Para pengikut Ahlussunnah juga menyakini hal tersebut. Hanya saja, sebagian dari mereka mengingkari bahwa ia telah lahir.

Syabrawi Asy-Syafi’i dalam kitabnya Al-Ithaaf menulis: “Syi’ah meyakini bahwa Imam Mahdi yang telah dijanjikan dalam hadis-hadis yang sahih adalah putra Hasan Askari yang akan muncul di akhir zaman. Akan tetapi, pendapat yang benar adalah ia hingga sekarang belum dilahirkan dan akan dilahirkan di masa mendatang. Ia termasuk anggota Ahlul Bayt yang mulia”.

Baca juga: Biografi Singkat Imam Husein a.s.

Ibnu Abil Hadid dalam Syarah Nahjul Balaghah khotbah ke-16 menulis: “Mayoritas ahli hadis berkeyakinan bahwa Imam Mahdi a.s. adalah keturunan Fathimah a.s. Para pengikut Mu’tazilah tidak mengingkari hal itu. Mereka menyebutkan namanya dalam buku-buku mereka dan para guru kami pun mengakui hal itu. Akan tetapi, –menurut keyakinan kami—ia belum dilahirkan hingga sekarang dan akan dilahirkan di masa mendatang”.

Meskipun demikian, mayoritas sejarawan dan ahli hadis Ahlissunnah meyakini bahwa ia sudah dilahirkan. Mereka antara lain:

  1. ‘Izzuddin bin Atsir (wafat 630 H.) ketika menulis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun 260 H. menulis: “Abu Muhammad Al-Askari (Imam Hasan) lahir pada tahun 232 H. dan wafat pada tahun 260 H. Ia adalah ayah Muhammad yang dinamai oleh Syi’ah dengan “al-muntazhar”.
  2. ‘Imaduddin Abul Fida’ Ismail bin Nuruddin Asy-Syafi’I (wafat 732 H.) menulis: “Ali Al-Hadi wafat pada tahun 254 di Samirra’. Ia adalah ayah Hasan Al-Askari dan imam kesebelas dari dua belas imam serta ayah Muhammad Al-Muntazhar yang menghilang di sirdab (ruang bawah tanah yang dimiliki oleh mayoritas rumah-rumah di Timur Tengah—pen.) dan lahir pada tahun 255 H.”.
  3. Ibnu Hajar Al-Haitsami Al-Makki Asy-Syafi’I (wafat 974 H.) dalam kitab Ash-Shawaa’iqul Muhriqah.
  4. Nuruddin Ali bin Muhammad bin Shabbagh Al-Maliki (wafat 855 H.), dan beberapa lainnya.

(Sumber – Buku: Manusia Suci; Biografi Singkat, Mutiara Hikmah dan Adab Menziarahinya / Muhammad Taufiq Ali Yahya)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *