Akhlak
Telaah Atas Hadis-Hadis Mistik Dan Akhlak: Hadits Tentang Jihad Al-Nafs [Bag. 4]
Pengondisian Diri (Musyarathah)
Pengondisian diri, pengawasan dan penilaian diri, adalah prasyarat utama bagi mujahid (orang yang berperang melawan dirinya sendiri). Pengondisian ini berarti mengikatkan diri dengan ketetapan hati untuk tidak melakukan apapun yang bertentangan dengan perintah Allah Swt. Ini disebut musyarathah, seperti “aku tidak akan melanggar hukum Allah hari ini” dan teramat mudah memaksakan diri untuk mematuhi janji seperti itu untuk satu hari.
Pembahasan sebelumnya Telaah Atas Hadis-Hadis Mistik Dan Akhlak: Hadits Tentang Jihad Al-Nafs [Bag. 3]
Cobalah untuk bersungguh-sungguh, patuhilah kemauan dirimu sendiri, dan lakukanlah, akan terlihat betapa mudahnya tugas ini. Iblis, makhluk terkutuk itu, dan seluruh pasukannya, mungkin akan membesar-besarkan janji seperti ini di matamu. Namun hal itu hanyalah tipu muslihat. Kutuklah, kendalikan iblis serta pikiran-pikiran buruk dari lubuk hati dan pikiranmu. Cobalah untuk satu hari dan engkau akan membuktikan betapa mudahnya hal itu untuk engkau laksanakan.
Pengawasan Diri (muraqabah)
Setelah langkah di atas, hendaknya engkau memasuki tahap ini. Selama masa pengondisian diri, seorang mujahid yang berjuang melawan dirinya sendiri perlu memusatkan seluruh perhatiannya pada perbuatan-perbuatannya. Setiap kali muncul pikiran untuk melanggar perintah Allah Swt, ia harus mengetahui bahwa pikiran itu ditanamkan ke dalam dirinya oleh iblis dan sekutunya untuk menggoyahkan kesungguhannya. Ia harus mengutuk mereka (iblis), mencari perlindungan dari Allah yang Maha Pengasih, dan memupuskan seluruh pikiran keji itu dari hatinya. Katakan kepada iblis, “Hari ini aku harus mematuhi janjiku sendiri untuk tidak melanggar perintah Allah, karena Dia-lah yang telah memberiku seluruh harta dan kesehatan, seluruh kedamaian dan keamanan sepanjang hidupku di dunia. Sekiranya aku beribadah terus-menerus aku tetap tidak akan pernah memenuhi satupun hak-Nya atasku, lalu mengapa aku harus melanggar satu janji sederhana seperti ini?” Dengan ini semoga iblis akan terusir dan pasukan ilahi akan tetap bertahan.
Perhitungan dan Introspeksi Diri (Muhasabah)
Saya menjamin bahwa praktik pengawasan diri dan introspeksi ini tidak akan menghalangi kegiatan keseharianmu. Aku menasihatimu untuk bertahan pada keadaan ini hingga malam hari saat engkau menilai dan menghitung diri (muhasabah) serta melakukan permenungan mendalam. Nilailah semua perbuatanmu selama sehari penuh, inilah waktu buatmu untuk melihat apakah engkau telah berlaku jujur pada Sang Pemberi nikmat yang kepada-Nya setiap orang akan bertanggung jawab. Jika engkau telah berlaku setia kepada-Nya, engkau harus berterima kasih karena Dia telah membuatmu berhasil melaksanakan maksudmu. Dan Sadarilah bahwa engkau telah berjalan maju satu langkah ke arah-Nya dan menjadi sasaran perhatian-Nya.
Insya Allah, Allah Swt akan membantumu melaksanakan seluruh tugas keduniaan dan keagamaan yang akan menghapuskan penderitaanmu untuk hari berikutnya. Jika engkau ulangi tindakan-tindakan itu, engkau akan segera terbiasa berlaku seperti orang saleh, kemudian engkau akan melihat bahwa itu semua tidak memaksamu untuk melakukan usaha-usaha yang berat. Juga akan melihat bahwa kepatuhan kepada Allah Swt akan memberimu banyak kenikmatan, meskipun dunia ini bukanlah tempat di mana manusia akan segera diberi balasan bagi perbuatannya. Keimanan yang penuh kepada Allah Swt akan menghindarkan diri dari dosa, juga akan membuahkan hasilnya di dunia ini.
Allah Swt tidak pernah menugasi makhluk-Nya dengan beban berat yang berada di luar kemampuannya. Tapi iblis dan sekutu-sekutunyalah yang memberatkan tugas itu di matamu. Jika sekali waktu engkau tergelincir–semoga Allah menjaga kita–mohonkanlah ampunan Allah Swt. Lalu katakanlah dengan sungguh-sungguh bahwa engkau akan lebih berhati-hati di masa yang akan datang sehingga Allah yang Mahakuasa membukakan pintu-pintu rahmat-Nya kepadamu dan membimbingmu di jalan yang lurus.
Bersambung..
Imam Khomeini, “40 Hadis, Hadis-hadis Mistik dan Akhlak: Hadis Jihad an-Nafs”