Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Syiar Islam Tari Saman

Di antara beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia, tari Saman termasuk dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan tarian ini terletak pada kekompakan gerakan para penarinya yang sangat menakjubkan. Mereka mampu bergerak serentak mengikuti harmoni irama musik. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh, kompak, dinamis mengikuti dendang lagu. Tak salah jika tari asal Aceh ini banyak memikat hati para penikmat seni tari bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara. 

Jumat (22/8) lalu, tari Saman dipertunjukkan dalam acara Festival Budaya di Museum Fatahilah Jakarta. Hadirin yang berkunjung ke Museum Fatahilah saat itu dibuat takjub. Serentak, tepuk tangan mereka pun turut memeriahkan tarian penuh makna itu.

Lela, pelatih tari yang mendampingi para penari Saman saat itu mengatakan kepada ABI Press bahwa tarian tersebut memiliki makna kebersamaan. “Sebanyak apapun penarinya, gerakannya harus sama, kalau ada satu yang salah, maka akan terlihat jelek,” ungkapnya.

Mengenai asal muasal tari Saman, Lela menjelaskan bahwa tarian itu pada awalnya dibawa oleh seorang Sufi bernama Syech Saman. “Lalu, tarian ini dijadikan media dakwah penyebaran agama Islam,” tambahnya. 

Lagu pengiring dalam tari Saman, kata Lela, adalah lalu-lagu yang isinya tentang syiar-syiar agama. “Syiar yang asli isinya tentang Nabi, tentang kebesaran agama Islam, yang dilantunkan dalam bahasa Aceh. Namun, seiring perkembangan jaman, sudah mengalami perubahan-perubahan,” pungkas Lela.

Soal makna gerakan tariannya sendiri, Lela mengaku tak begitu memahami. Ia hanya tahu terkait lagu dalam tarian itu yang kemudian dijadikan syiar agama.

Untuk menggali informasi lebih dalam terkait tari Saman dan perkembangan Islam di Aceh, ABI Press mencoba mencari informasi dari beberapa sumber. Dalam sebuah buku yang diterbitkan Rausyan Fikr Institute berjudul “Peran Ahlulbait Dalam Penyebaran Islam di Indonesia” disebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7-8 M di Nusantara. Sementara itu, kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu di Perlak, Aceh juga memperkuat bukti bahwa pada masa itu Islam sudah masuk ke Nusantara. Perbedaan mazhab dalam Islam juga menjadi bahan diskusi tersendiri dalam menilai, dari mazhab manakah Islam pertama yang masuk ke Indonesia? 

Sejarah mencatat bahwa pemerintahan kerajaan Perlak pertama saat itu dipimpin oleh seorang Muslim bernama Sayyid Abdul Aziz, dan bergelar Sultan Alaidddin Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah pada tahun 225 H/840 M, yang merupakan Muslim Syiah.

Dalam buku itu juga, terdapat kutipan dari Dr. Asna Husin yang mengatakan bahwa masyarakat Aceh memiliki banyak simbol-simbol yang bernuansa Syiah. Seperti halnya kenduri Asyuro, Tari Fo, termasuk juga Tari Saman yang ia nilai memiliki kaitan dengan tradisi Syiah yaitu tepuk dada sebagai simbol kepiluan atau duka atas syahidnya Imam Husein cucu Nabi. Kendati hal tersebut, menurutnya masih memerlukan riset lebih lanjut.

Sementara tentang siapa sebenarnya Syech Saman sendiri masih simpang siur, dan belum ada sumber data valid yang ABI Prees temukan hingga saat ini. (Malik/Yudhi)