Berita
Standar Salat yang Diterima Allah Swt
Sebuah hadis dari Imam Ja’far Shadiq as menyatakan: “Barangsiapa ingin tahu apakah salatnya diterima di sisi Allah Swt atau tidak, perhatikanlah apa salat itu mencegahnya dari berbuat keji dan mungkar? Penerimaan salat diukur dari kualitas pengaruh dalam mencegah seseorang berbuat keji dan mungkar.”
Sebuah ayat Al-Quran menyebutkan: “Mengingat Allah itu lebih besar.” (Majma al-Bayan, Tafsir surat al-Ankabut: 45) Tampaknya ayat ini ingin menerangkan rahasia salat yang paling penting. Dengan kata lain, salat berdampak positif jauh lebih kuat pada diri manusia bahkan melebihi amar makruf nahi mungkar itu sendiri.
Salat ialah mengingat Allah Swt yang merupakan akar dan pokok segala kebaikan dan kebahagiaan, bahkan faktor asli pada amar makruf nahi mungkar. Keutamaan dampak positif salat lebih dari lainnya, karena ia merupakan akar dan sebab bagi yang lain.
Pada dasarnya ingat kepada Allah Swt merupakan sumber kehidupan dan ketenangan hati, tak ada hal lain yang bisa menjangkau kedudukannya: “Perhatikanlah, mengingat Allah membuat hati menjadi tenang.” (QS AL-Ra’d: 28)
Pada dasarnya mengingat Allah adalah ruh ibadah, baik itu salat maupun yang lain. Bacaan, gerakan salat, berikut syarat dan amalan sunah setelahnya mengingatkan hati manusia kepada Allah Swt. Patut diperhatikan bahwa hal ini pun telah diingatkan dalam surah Thaha, dengan membawakan ucapan yang dihadapkan kepada Musa as:
“Tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku.” (QS. Thaha: 14)
Juga diingatkan dalam hadis dari Mu’adz bin Jabal:
“Tidak ada amal saleh yang dapat menyelamatkan manusia dari azab Allah sebaik mengingat-Nya. Kemudian beliau ditanya. “Termasuk dari jihad di jalan Allah?” Beliau bersabda. “Ya.karena Allah telah berfirman, Pastinya mengingat Allah itu jauh lebih besar.”
Pembahasan selanjutnya Pengaruh Positif Salat pada Pribadi dan Masyarakat