Seseorang yang hanya memiliki pikiran yang sederhana; dia dapat mengenal Tuhannya dengan cara yang sangat sederhana Pula. Kemudian dia mempraktikkannya dalam beribadah. Adapun seseorang yang akal pikirannya mampu menampung beban keraguan, dia dapat melewati jalan-jalan terjal. Sementara orang yang membawa tumpukan beban yang berat serta mampu menghadapi berbagai keraguan dan kritik, maka dia harus melewati jalan yang dibuat di atas dasar-dasar yang kokoh, sehingga dia mampu bertahan ketika di tengah jalan mendapatkan berbagai tantangan, kesulitan dan cobaan.
Pada pelajaran ini, kami hanya akan memberikan penjelasan mengenai jalan yang paling mudah untuk dapat mengenal Allah. Setelah itu, kami akan menjelaskan beberapa argumentasi sederhana yang sesuai dengannya. Adapun argumentasi yang rumit, yang untuk dapat memahaminya memerlukan dasar-dasar dan kaidah-kaidah filosofis, itu tepat bagi mereka yang pikiran-pikirannya seringkali dilintasi oleh berbagai macam keraguan, juga bagi mereka yang ingin menyanggah berbagai macam keraguan dan ingin menyelamatkan orang-orang yang tersesat dan menyimpang.
Keistimewaan Cara Mudah
Cara mudah untuk membuktikan adanya Allah Swt mempunyai beberapa keistimewaan. Pertama, bahwa cara ini tidak memerlukan premis-premis yang sulit, rumit dan teknis, serta dapat dijelaskan dengan mudah dan gamblang. Oleh karena itu, semua orang -dengan berbagai tingkat pengetahuannya- akan dapat memahaminya dengan baik.
Kedua, cara mudah ini akan mengantarkan manusia secara langsung untuk mengenal Allah, Sang Pencipta alam semesta Yang Mahakuasa. Berbeda dengan kebanyakan argumentasi filosofis dan teologis yang terlebih dahulu membuktikan keberadaan Zat Allah yang dikenal dengan Wajib al wujud. Setelah itu, sifat-sifat Allah seperti ilmu, kuasa, dan sifat-sifat lainnya akan dibuktikan oleh argumentasi lainnya.
Ketiga, kesan utama cara ini adalah membangkitkan fitrah manusia dan membimbing pengetahuan fitriah mereka kepada jenjang kesadaran. Apabila seseorang berusaha memahami cara mudah ini dengan baik, dia akan merasakan kondisi irfani, seolah-olah dia dapat menyaksikan kekuasaan Allah dalam menciptakan alam dan kejadian-kejadiannya beserta pengaturannya. Itulah pengetahuan yang ditunjukkan oleh fitrah seseorang di dalam mata batinnya.
Keistimewaan-keistimewaan di atas membuat para ulama dan tokoh agama langit memilih cara ini guna menjelaskan dan membuktikan Wujud Allah, serta mengajak masyarakat untuk menapakinya. Sedangkan kepada para pengikut setia, mereka mengajarkan metode argumentasi yang lain. Mereka pun menggunakan argumen-argumen yang rumit dalam perdebatan dan diskusi mereka dengan para pemuka ateis atau para fllsuf materialis.