Berita
Menatap Karbala dengan Harapan
Dalam rangkaian doa para peziarah Arbain Imam Husain, disebutkan:
“Ya Allah, Engkau telah melihat tempatku, mendengarkan harapanku, melihat kedudukanku, mengetahui kerendahan diriku, kebernaunganku kepada pusara Hujjah-Mu dan putra Nabi-Mu.
Sedangkan Engkau telah mengetahui seluruh hajatku dan tidak tersembunyi bagi-Mu keadaanku, aku telah menghadap pada-Mu dengan perantaraan putra Rasul-Mu, Hujjah dan kepercayaan-Mu, dan datang kepada-Mu dengan mendekatkan diri melalui perantaraannya kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu….
Najaf, tanggal 25 Oktober 2018 setelah shalat dhuhur dan Ashar, 50 orang rombongan jemaah peziarah Arbain Ahlulbait Indonesia 2018, mulai mengayunkan langkahnya. Kurang lebih 90 km jalan terbentang sedang menanti tapak kaki berhias cinta dan harap dari setiap peziarah.
Terlihat di setiap wajah peziarah antusiasme penuh harapan. Karbala yg sejak lama dirindukan kini sedang di depan mata. Teriakan Labbayka ya Husain saling bersahutan sebagai ungkapan jawaban atas panggilan rindu Aba Abdillah Al Husain …
“Hal min naashirin yanshuruni”… Suara maktam duka sebagai ungkapan antusias dan empati terhadap derita Sayyidah Zainab al Kubra as, menjadi pemicu yang kuat dan dalam pada setiap jiwa peziarah….
Peluh keringat, penat letih bercampur dengan kaki-kaki yang melepuh tak menjadi penghalang ayunan langka peziarah tersebut.
Hingga seorang peziarah sempat bergumam, “Ooooh kaki…. Melepuh lah ….!!!
wahai kulit terbakar lah….!!!
Wahai tubuh letih dan penatlah….
Duhai tenggorokan hauslah….
Karena nanti semuanya akan menjadi saksi bagiku bahwa inilah sedikit ungkapan cinta dan harap kapada Maulaku Husain as…..!!
Biar kelak, ketika aku jumpa dengannya wajah ini dikenali dan disambut sebagai orang yg berharap syafaatnya….
Selama empat hari tiga malam para peziarah menekuni dengan tabah dan harap hingga 90 km tidak terasa terlewati dengan penuh khidmat dan syahdu.
Karbala sore hari tepat tanggal 28 Oktober 2018 kafilah itu telah sampai di kota duka… Duka Al Husain…. duka Zainab Al kubro as.
Dari kejauhan tampaklah menara dan kubah emas itu menjulang ke langit. Begitu agung, berwibawa, penuh karomah dan bertabur kemuliaan.
Oooo…. Sungguh semua penat itu kini berubah menjadi bahagia. Rona mata peziarah basah dengan butir-butir air hangat yg mengalir begitu deras.
Ya Husain….
Sambutlah tangan kami….
Terima kedatangan kami sebagai pecinta yg memendam rindu dan harap
Atas semua gejolak dalam jiwa…
Gejolak yg tak terungkap dgn kata dan ekspresi…
Labbayka ya Husain….
Catatan Arbain Abu Mustafa