Berita
#MaknaHaji: Taqshir (Akhir Proses Sa’i)
Pembahasan sebelumnya #MaknaHaji: Antara Tawaf dan Sa‘i
Usai prosesi sa’i di Marwah, potonglah rambut dan kukumu. Lepaskan pakaian ihram lalu kenakan pakaianmu yang biasa. Rasakanlah kebebasan! Dengan tangan hampa dan dalam keadaan dahaga tinggalkanlah Marwah, pergilah temui Ismail!.
Dengarkan secara saksama! tidakkah engkau mendengar suara gemuruh air dari sana? lihat! Burung burung yang haus melayang-layang di atas gurun pasir kering ini. Air Zamzam telah memuaskan dahaga Ismail. , Suku kaum terasing yang berasal dari negeri yang sangat jauh telah menempati lembah tak berpenghuni ini. Penduduk bumi yang kehausan telah berkeliling di sekitar Zamzam. Sebuah kota yang rumah-rumahnya terbuat dari batu tumbuh dan berkembang di tengah gurun pasir yang gersang dan memayahkan ini. Di sana pernah diturunkan wahyu, dan di sana terdapat rumah “kemerdekaan” dan ‘cinta’!.
Setelah kembali dari melakukan sa’i, dalam keadaan dahaga dan kesepian, maka kesendirianmu akan berakhir di sini. Zamzam memancar di bawah kaki Ismail, Umat manusia berkerumun di sekelilingmu.
Apa lagi yang engkau saksikan? Allah adalah tetangga sebelahmu. Engkau telah begitu dekat kepada-Nya.
Wahai manusia, setelah penat melakukan sa’i bersandarlah pada ‘cinta’.
Wahai “manusia yang bertanggung jawab”, berusahalah semampumu karena anakmu Ismail dalam dahaga.
Wahai engkau yang mencintai, berharaplah selalu.
Berharaplah semoga cinta dan harapan akan mendatangkan mukjizat.
Dan engkau, haji, yang pulang dari sa’i.
Dari gurun pasir ‘eksistensimu’ yang gersang dan dari kedalaman alammu yang terlupakan, terdengarlah suara mata air yang bergemuruh.
Dengarkanlah hatimu dengan saksama.
Engkau akan mendengar gemuruhnya.
Umat manusia telah datang dari seluruh penjuru dunia. Dan’bukit Marwah menuju Zamzam. Minumlah sekadarnya, basuhlah wajahmu dan bawalah sebagian air itu kembali ke kampung halamanmu agar engkau dapat menyajikannya sebagai oleh-oleh kepada kaummu.
Ali Syariati