Connect with us

14 Manusia Suci

Infografis: Biografi Singkat Imam Muhammad al Jawad as

Imam Muhammad Al-Jawad menurut pendapat yang masyhur, ia dilahirkan di Madinah pada tanggal 10 Rajab 195 H. Julukannya adalah Abu Ja’far, ayahnya adalah Imam Ali Ridha a.s dan ibunya adalah Subaikah yang dikenal dengan julukan Khizran.

Imam Jawad a.s hidup sezaman dengan Ma’mun dan Mu’tashim Al-Abasi. Mu’tashim berhasil meracun Imam Jawad melalui perantara istrinya sendiri, Ummul Fadhl yang juga putri Ma’mun. peristiwa itu terjadi ketika Imam a.s berusia 25 tahun. Imam masuk kota Baghdad pada hari 28 Muharram tahun 220 H dan beliau meninggal pada akhir bulan Dzul Qo’dah, tahun 220 H di Baghdad. Disebutkan dalam sebagian referensi bahwa hari dan tanggal syahadah beliau adalah 5 atau 6 Dzul Hijjah, dan dalam sebagian yang lain adalah akhir bulan Dzul Hijjah.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

14 Manusia Suci

Imam Ahlulbait Membimbing Pemikiran Masyarakat

Imam Ahlulbait Membimbing Pemikiran Masyarakat

Imam Ahlulbait Membimbing Pemikiran Masyarakat

Para imam Syiah menyusun program untuk membimbing masyarakat dan gerakan pemikiran mereka dengan memperhatikan kondisi sosial yang berlaku pada masa itu. Mereka bekerja keras untuk mendidik para murid berprestasi, yang kelak akan membangun budaya Ahlulbait as di tengah umat. Para ulama yang menjadi penerus mereka bertugas menyeru umat untuk menyembah Allah Swt dan membangun peradaban Islam yang hakiki.

Salah satu cara untuk menjelaskan hakikat agama dalam ajaran Syiah adalah melalui doa dan ziarah, yang bersumber dari para Imam Maksum. Salah satu ziarah yang paling penting di tengah masyarakat Syiah adalah ziarah hari Raya Ghadir atau Ziarah Ghadiriyah. Ziarah yang diajarkan oleh Imam Ali Hadi as ini berisi tentang ayat-ayat al-Quran dan riwayat untuk membuktikan kebenaran kepemimpinan Imam Ali bin Abi Thalib as.

Baca juga : Imam Musa Kazhim, Muara Kebaikan

Imam Ali Hadi as mulai menyusun Ziarah Ghadiriyah ketika beliau sudah menetap di Baghdad dan berkesempatan untuk menziarahi Makam Imam Ali as di kota Najaf. Dengan bersandar pada ayat-ayat al-Quran, beliau menjelaskan keutamaan dan karakter politik dan sosial Imam Ali as. Beliau membawakan ayat-ayat al-Quran yang secara khusus berbicara tentang kepemimpinan Imam Ali as. Di antaranya adalah ayat pertama surat an-Naba, di mana para mufasir baik Syiah maupun Sunni menafsirkan kata al-Naba al-Azim (berita besar) dengan masalah wilayah (kepemimpinan).

Imam Ali Hadi as juga meninggalkan sebuah doa ziarah yang paling lengkap untuk masyarakat Syiah yaitu Ziarah Jami’ah Kabirah. Doa ini berisi tentang keyakinan Syiah terhadap imamah, kedudukan para imam, tugas dan tanggung jawab Syiah di hadapan para imam maksum. Ziarah Jami’ah Kabirah termasuk doa yang berisi pembahasan imamah dalam bentuk ibarat yang fasih dengan kandungan yang tinggi.

Dalam ziarah ini, Imam Ali Hadi as memperkenalkan para imam maksum sebagai pemimpin politik, ideologi, dan spiritual umat Islam. Ziarah Jami’ah Kabirah juga menyinggung semua ajaran Syiah dengan bahasa yang fasih, seperti hubungan para imam dengan Rasulullah saw, kedudukan para imam dalam keilmuan, akhlak dan politik, suri teladan, dan hubungan imamah dan tauhid.

Parstoday

Baca juga : Orasi Imam Ali Zainal Abidin di Peristiwa Asyura

Continue Reading

14 Manusia Suci

Imam Musa Kazhim, Muara Kebaikan

Imam Musa Kazhim, Muara Kebaikan

Imam Musa Kazhim, Muara Kebaikan

Imam Musa Kazhim as adalah muara segala kebaikan. Untuk itulah seluruh mazhab Islam bahkan non-muslim sekalipun sangat menghormati dan memuliakannya. Muhyidin Ibnu Arabi, Sufi terkemuka Sunni menjelaskan seputar keutamaan Imam Musa Kazhim as. Ibnu Arabi mengibaratkan Imam Musa Kazhim seperti Nabi Musa as. Tapi bedanya, Nabi Musa as memiliki kedudukan kenabian sedangkan Imam Musa Kazhim as tidak. Selain itu, Ibnu Arabi menilai Imam Musa Kazhim as sebagai pencerah dunia.

Baca juga : Orasi Imam Ali Zainal Abidin di Peristiwa Asyura

Ibnu Arab menulis, “Demi Tuhan dan malaikat, penunggu arasy-Nya serta seluruh makhluk di bumi dan langit di bukit Thur. Demi kitab yang diturunkan di bukit Thur. Salam atas rumah yang menjadi tempat ziarah para malaikat. Salam bagi langit nan megah, salam bagi rahasia yang tersembunyi, salam bagi samudera, salam bagi cermin cahaya, ia adalah Musa Kazhim di lembah iman Imamah, cahaya yang berkilau, yaitu Abu Ibrahim Musa bin Jafar yang diberkahi Allah.”

Imam Musa Kazhim as dengan berbagai cara menjelaskan kepada umat seputar sistem politik dan sosial ideal berdasarkan ajaran Islam. Di sisi lain, masyarakat akhirnya memahami bahwa kinerja pemerintahan Bani Abbasiyah bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Sementara itu, Harun Rashid menempuh berbagai strategi untuk menjauhkan Imam as dari umat. Misalnya, dengan berbagai alasan, menjebloskan Imam Musa Kazhim as ke penjara dengan harapan komunikasi Imam as dengan masyarakat terputus.

IRIB Indonesia

Baca juga : Persiapan Kondisi Dunia

Continue Reading

14 Manusia Suci

Orasi Imam Ali Zainal Abidin di Peristiwa Asyura

Orasi Imam Ali Zainal Abidin di Peristiwa Asyura

Orasi Imam Ali Zainal Abidin di Peristiwa Asyura

Peran dan aksi Imam Ali Zainal Abidin as dalam menyebarkan pesan dan misi Revolusi Husaini patut dipuji. Beliau bersama bibinya, Sayyidah Zainab Kubra as, dengan piawainya dan tanpa kenal menyerah terus menyebarkan pesan keadilan Imam Husain as di tengah kondisi yang sangat sulit dan penuh ancaman. Tuturan dan gerak juang Imam Ali Zainal Abidin as pasca tragedi Asyura menunjukkan kebijaksanaan dan keluhuran hikmah yang beliau miliki.

Baca juga : Persiapan Kondisi Dunia

Sejatinya, orasi, khutbah dan peringatan yang mengungkap tragedi dalam peristiwa Asyura semuanya itu memiliki arah dan tujuan. Saat Imam as digelandang bersama para tawanan Karbala dan sampai di kota Kufah, beliau melontarkan orasi yang sangat memukau dan menyentuh, sampai-sampai seluruh warga Kufah seakan tersihir oleh orasi beliau.

Setelah memaparkan keutamaan Ahlulbait Nabi dan Imam Husain as, beliau berbicara kepada warga Kufah, “Wahai umat manusia, demi Allah aku bersumpah dengan kalian, apakah kalian ingat, kalian sendiri yang telah menulis surat kepada ayahku, namun setelah itu kalian menipunya? Kalian menjalin janji dan berbaiat kepadanya, namun kalian juga yang memeranginya? Lantas dengan mata yang mana lagi kalian akan melihat saat Rasulullah di hari Kiamat kelak berkata, ‘Kalian telah membunuh Ahlulbaitku dan mematahkan kehormatanku!’”

Alhasnain.org

Baca juga : Jalan Penghambaan Sejati

Continue Reading

Trending