Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Contoh Sikap Toleransi Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam

oleh: Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali

Ketahuilah wahai muslimin, bahwasanya orang yg hendak memahami makna toleransi sebagaimana mestinya, hendaknyalah dia melihat sejarah hidup Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam bermasyarakat, maka dia akan mendapatkan pengertian toleransi yg sesungguhnya.Sungguh Al-Musthofa Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yg sangat lemah-lembut,

bila para sahabat membicarakan masalah dunia, beliau ikut berbicara bersama mereka, bila mereka berbicara tentang akhirat, beliau juga ikut bercengkrama dg mereka, & bila di dalam rumahnya, beliau biasa membantu keluarganya (istrinya), & sikap beliau ini seperti yang Allah firmankan.

“Artinya: Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keselamatan & keimanan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang yg beriman” (At-Taubah: 128)
Dari sini, tdk ada seorangpun yg dapat mencapai derajat kesempurnaan sikap toleransi selain Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu para pewarisnya menurut kadar andil mereka dalam mencapai harta warisan beliau.

1. Toleransi Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bila Memutuskan
Dari Abu Hurairah Radliyallahu anhu, bahwasanya ada seorang lelaki yg menagih Rasulullah Shallallahu ‘alihi wa sallam sembari bersikap kasar kepada beliau, maka para sahabat-pun hendak menghardiknya, beliau bersabda: “Biarkanlah dia, karena setiap orang punya hak utk berbicara, belikan untuknya seekor onta lalu berikan kepadanya” Para sahabat berkata: “Kami tdk mendapatkan kecuali yg lebih bagus jenisnya!” Beliau bersabda: “Belikanlah & berikan kepadanya karena sebaik-baik kalian adalah yg terbaik keputusannya” (Hadits Riwayat Bukhari 2/482 & Muslim 11/38)

2. Toleransi Beliau Dalam Jual-Beli
Dari Jabir bin Abdullah Radliyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membeli onta dari dirinya, beliau menimbang untuknya & diberatkan (dilebihkan). (Hadits Riwayat Bukhari 4/269 & Muslim 3/1223)

Dari Abu Sofwan Suwaid bin Qais Radliyallahu ‘anhu dia berkata: “Saya & Makhramah Al-Abdi memasok (mendatangkan) pakaian/makanan dari Hajar, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi kami & belaiu membeli sirwal (celana), sedang aku memiliki tukang timbang yg digaji, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan tukang timbang tadi.

“Artinya: Timbanglah & lebihkan !” (Hadits Riwayat Abu Dawud 3336, At-Timidzi 1305, Ibnu Majjah 2200 & lainnya, dishahihkan oleh Syaikh kami (Al-Albani) dalam Shahih Al-Jami 3568)

(Disalin dari kitabToleransi Islam Menurut Pandangan Al-Qur’an & As-Sunnah, oleh Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali, terbitan Maktabah Salafy Press, hal. 49-50, penerjemah Abu Abdillah Mohammad Afifuddin As-Sidawi)

Penulis: Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali & diterbitkan oleh almanhaj.or.id

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *