Artikel
Cara Menerima Informasi Menurut Al-Qur’an (Bag 1)
Suatu hari, Rasulullah saw mengutus pasukan ke suatu tempat. Pasukan itu disebut pasukan Sariyah, karena Rasulullah tidak turut serta didalamnya. Ketika sampai di tempat tujuan, pasukan ini bertemu dengan seorang yang mengucapkan salam dan mengaku muslim. Tapi pemimpin pasukan menuduhnya bukan muslim. Bahkan orang ini telah mengucap syahadat di depan mereka, tapi tetap dibunuh dan hartanya diambil sebagai rampasan perang.
Sesampainya di Madinah, ada seorang yang bercerita tentang kejadian ini kepada Rasulullah saw. Mendengarnya, beliau marah dan bersabda, “Apakah kamu membunuh seorang yang telah berucap La ilaha Illallah, bagaimana kamu akan berhadapan dengan La ilaha illallah ?”
Orang itu membela diri dengan mengatakan bahwa orang itu bersyahadat karena takut dengan pedang kami. Dia masuk islam hanya untuk berpura-pura.
Rasulullah balik bertanya, “Apakah kamu telah membelah hatinya dan melihat (isi hatinya)?”
Riwayat menyebutkan, ketika pembunuhan ini terjadi, turunlah ayat:
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah (carilah keterangan) dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu,“Kamu bukan seorang yang beriman”, (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan dunia, padahal di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah Memberikan nikmat-Nya kepadamu, maka telitilah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (An-Nisa’ 94)
Kita harus teliti dalam semua hal. Apalagi dalam urusan jiwa dan kehormatan seseorang. Apabila ada seorang yang mengucap dua kalimat syahadat dengan lisannya maka kita harus menghukuminya sebagai seorang muslim. Dia memiliki hak yang sama dengan muslimin yang lain. Dia juga harus dilindungi seperti saudara muslimnya yang lain. Wajib dilindungi dan dijaga kehormatannya.
Kita akan mendapat banyak pelajaran dari ayat ini. Lihatlah, motivasi apa yang membuat orang mudah menghilangkan nyawa orang lain. Bahkan saudara muslimnya sendiri. Semua itu karena kecintaannya pada dunia. Dalam ayat ini jelas disebutkan, “dengan maksud mencari harta benda kehidupan dunia.”. Kedok apapun yang digunakan untuk mencari alasan membunuh sesama muslim, sebenarnya hanya urusan mencari harta dan kekuasaan.
Padahal dalam ayat ini, Allah mengulangi kata “Telitilah!” sebanyak dua kali. Karena pentingnya untuk mengecek kebenaran suatu berita. Seorang yang mudah men cap orang sebagai kafir dan murtad, sebenarnya sangat bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an. Telitilah terlebih dahulu!
Jika kita perhatikan ayat ini, orang-orang yang membunuh seorang yang sudah bersyahadat itu sebelumnya adalah orang kafir juga. Dan Rasulullah saw menerima mereka hanya dengan bersyahadat di lisan. Beliau menghukumi mereka secara dhohir. Lalu mengapa mereka merasa tau isi hati seseorang? “Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah Memberikan nikmat-Nya kepadamu”.
Salah satu sifat buruk manusia memang selalu menuntut seorang untuk sempurna sementara dia tetap apa adanya. Dia tidak mau ditipu tapi dia boleh menipu. Saat dia membeli harus pas kadarnya, sementara saat menjual boleh mengurangi timbangannya.
“Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)! (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.” (Al-Muthoffifin 1-3)
Sementara yang mereka lakukan adalah berkaitan dengan jiwa seseorang. Menghilangkan hak hidup manusia. Membunuh orang adalah perkara yang besar. Rasulullah saw pernah bersabda,
“Siapa yang membantu untuk menumpahkan darah seorang muslim walau hanya dengan separuh kalimat, maka tertulis di antara kedua matanya -Putus asa dari rahmat Allah-”
Membantu pembunuhan seorang muslim sekecil apapun, walau hanya urun kata dan pendapat, maka dia akan menjadi seorang yang terputus dari rahmat Allah di Hari Kiamat. Padahal di Hari itu, tiada yang berguna kecuali rahmat dan kasih sayang-Nya.
“Semua dosa semoga Allah mengampuninya kecuali orang yang mati dalam keadaan syirik dan orang yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja.”
Mengapa membunuh seorang mukmin akan mendapat dosa yang begitu besar? Karena seorang mukmin begitu besar nilainya dihadapan Allah swt. Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda ketika melihat Ka’bah,
“Alangkah Agungnya engkau wahai Ka’bah, tapi seorang mukmin jauh lebih Agung”
Dan di kesempatan lain beliau bersabda,
“Andai seluruh penduduk langit dan bumi berkumpul untuk membunuh seorang mukmin maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam neraka. Dan sesungguhnya Allah mengahramkan surga bagi pembunuh dan yang memerintahkanya.”
Banyaknya pembunuhan, banyaknya perpecahan, banyaknya konflik di masyarakat adalah karena berita yang tidak jelas. Berapa banyak keluarga yang hancur karena gosip? Berapa banyak suku yang berperang karena salah paham? Berapa banyak nyawa hilang hanya karena berita angin yang tak jelas sumbernya?
Karenanya, kita akan belajar pada Al-Qur’an tentang bagaimana cara menerima informasi. Bagaimana cara menyikapi berita. Tentang bagaimana menjalani hidup di era telekomunikasi yang luas.
Baca juga: Cara Menerima Informasi Menurut Al-Qur’an (Bag 2)
(Dikutip dari buku “25 Hidangan dari Al-Quran” Muhammad Bin Alwi BSA)