Berita
Apa Identitas Seorang Syiah? (bag 6)
Apa Identitas Seorang Syiah? (bag 6)
Pembahasan sebelumnya Nabi Muhammad Saw Menyebut Kata Syiah Itsna ‘Asyariyah [bag 5]
Seorang bermadrasahkan Ahlulbait dan mengikuti ajaran, sirah dan petunjuk mereka harus membawa identitas yang jelas dan tiada kesamaran di dalamnya. Mengenai tanda-tanda identitas tersebut, Imam Muhammad Baqir bin Ali Zainul Abidin bin Imam al-Husein bin Ali bin Abi Thalib (as) menentukan tanda-tanda tersebut. Yaitu ketika seorang sahabatnya, Jabir bin Yazid al-Ju’fi, bertanya tentang kepribadian seorang Syiah:
“Wahai putra Rasulullah, cukupkah seorang yang mengaku syiah dengan hanya menyatakan aku mencintai kalian Ahlulbait?”
Imam Baqir menjawab, “Tidak wahai Jabir! Demi Allah, syiah kami hanyalah orang yang bertakwa dan taat kepada Allah. Mereka dikenal tawadu, khusyu’, taubat, banyak zikir kepada Allah, berpuasa, melaksanakan salat, membaca Al-Quran, peduli terhadap tetangga yang fakir dan miskin. Mereka adalah orang-orang terpecaya bagi keluarga mereka dalam segala urusan.”
Baca juga : Syiah, Indonesia dan Iran [bag 1]
Jabir berkata, “Wahai putra Rasulullah, tak seorangpun hari ini yang dikenal dengan sifat-sifat tersebut.”
Imam berkata, “Hai Jabir, janganlah engkau terkecoh oleh pemikiran-pemikiran rancu! Apakah cukup bagi orang yang mengira dengan menyatakan “aku mencintai Ali dan berwilayah kepadanya” kemudian dia tidak harus beramal? Sekiranya pun ia mengatakan “Aku mencintai Rasulullah –dan Rasulullah lebih baik dari Ali”– tetapi kemudian tidak mengamalkan sunnahnya dan tidak mengikuti sirahnya, maka sama sekali tak berarti cintanya itu. Bertakwalah dan taatlah kalian kepada Allah. Tiada kekerabatan antara Allah dan seseorang. Siapa pun yang bermaksiat kepada Allah dia itulah musuh kami dan siapa pun yang taat kepada Allah, maka dialah yang berwilayah kepada kami.” Sifat-sifat tersebut merupakan sebagian wajah seorang Muslim Syiah yang bermazhabkan Ahlulbait. Ia harus menyandang sifat-sifat tersebut agar menjadi murid yang tulus dan sukses dalam amal perbuatannya.
Sekedar bermazhab dan membawa identitas tanpa pengamalan tidak akan memperoleh apa-apa dan tidak akan menghasilkan rasa cinta. Sebagaimana ungkapan penyair: Semua orang mengaku sebagai kekasih Laila Sementara Laila tak mengakui mereka sebagai kekasihnya.
Sayyid Abdul Karim Alhusaini Al-Qazwini
Pembahasan selanjutnya Dalil‐dalil Wajib Berpegang pada Mazhab Ahlulbait
Baca juga : Antara Ajaran Ahlulbait dan Mazhab Syiah