Berita
ABI dan Universitas Internasional Ahlulbait Iran Menandatangani Kesepakatan Kerjasama di Bidang Pendidikan
Jakarta – Pertemuan antara Ormas Islam Ahlulbait Indonesia (ABI) dengan Rektor Universitas Internasional Ahlulbait Iran dilakukan pada Jumat, 26 April di kantor DPP ABI. Pertemuan ini menindaklanjuti dari pertemuan sebelumnya yang dilakukan pada Senin, Senin, 22 April 2019. Antara ABI dan pihak Universitas telah terjadi kesepakatan untuk melakukan kerjasama bidang pendidikan di mana ABI mendapatkan otoritas untuk menyeleksi calon mahasiswa strata dua (S2) yang berminat belajar di Universitas International Ahlulbait Iran dengan beasiswa penuh di semua fakultas yang tersedia. Adapun fakultas yang dimaksudkan meliputi, Hukum, Politik, Psikologi, Ekonomi Islam, Sastra dan Humaniora, Studi Islam, dan lain sebagainya.
Baca juga Kunjungan Universitas Internasional Ahlulbait Iran ke Kantor DPP ABI
Pada pertemuan ini dihadiri oleh kedua belah pihak, dari pihak Universitas International Ahlulbait Iran ada Prof. Dr. Manshur Mir Ahmadi sebagai rektor universitas dan Dr. Mohsen Zanganeh. Dari pihak ABI, Sayyid Hassan Alaydrus selaku Ketua Umum DPP ABI, Ahmad Hidayat, Sayyid Naval Ali, dan beberapa petinggi ABI lainnya. Sebagai bentuk kesepakatan kedua belah pihak menandatangani MoU (memorandum of understanding) atau nota kesepahaman. Pihak Universitas oleh Prof. Dr. Manshur Mir Ahmadi, dari pihak ABI oleh Sayyid Hassan Alaydrus.
Menurut Prof. Dr. Manshur Mir Ahmadi, tarbiyah (pendidikan) di Mazhab Ahlulbait merupakan alat yang paling penting untuk menjalankan ajaran yang ada di Ahlulbait dan merupakan salah satu kelaziman bahwa jika ingin kuat kita ini harus terdidik, jadi pendidikan adalah syarat utama.
Beliau menambahkan, “setelah terjadinya revolusi Islam Iran kita melihat ada dua macam perkembangan, yang bukan hanya di hauzah-hauzah (semacam pesantren jika di Indonesia) saja tetapi universitas-universitas yang mengajarkan ilmu umum juga berkembang dengan sangat pesat pesat, banyak hauzah-hauzah yang dibangun setelah terjadinya revolusi, dan bukan hanya itu universitas umum pun sama banyak dibangun.”
Menjelaskan tentang apa yang menjadi fokus dari Universitas Internasional Ahlulbait Prof. Dr. Manshur Mir Ahmadi memaparkan bahwa universitas mempunyai dua poin fokus utama, yang pertama adalah mengenalkan tentang ilmu-ilmu Ahlulbait, juga terkait budaya aglulbait, poin kedua terkait dengan ilmu-ilmu baru dan ilmu-ilmu yang aplikatif.
“Kami ada 9 jurusan, dari setiap jurusan itu kami sebenarnya bisa menerima sampai 15 mahasiswa namun untuk tahun pertama masing-masing jurusan kurang lebih lima mahasiswa yang bis akami terima,” imbuhnya saat ditanya berapa kuota yang tersedia untuk calon mahasiswa dari Indonesia pertahunnya.
Harapan besar beliau kepada calon mahasiswa Indonesia yang nantinya terpilih untuk berkuliah di sana adalah ketika para mahasiswa datang ke Universitas Internasional Ahlulbait mahasiswa tersebut bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan mengambil keilmuan di sana dengan sebanyak-banyaknya sehingga ketika pulang ke Indonesia dengan bawaan ilmu yang banyak dan bisa lebih bermanfaat untuk bangsa Indonesia.