Kisah
Pemotong Mutiara
Pemotong Mutiara
Suatu waktu, di masa imam kesepuluh kita, Imam Ali Hadi as, seseorang datang kepadanya dan berkata bahwa jika Imam Hadi as tidak menolongnya maka ia akan dibunuh. Imam Ali Hadi as memintanya untuk menjelaskan duduk perkaranya. Orang itu berkata bahwa ia adalah seorang pedagang mutiara yang bekerja di istana khalifah.
Akhir-akhir ini, khalifah, Mutawakkil, tidak banyak dan jarang menerima mutiara yang berharga mahal sebagai hadiah dari orang-orang. Khalifah telah memberikan mutiara yang sangat berharga kepadanya. Khalifah Mutawakkil menginginkan pedagang mutiara itu mengukir sebuah pesan dalam mutiara itu. Orang itu melanjutkan, bahwa ketika ia mengukir sesuatu di atasnya, mutiara itu terbelah menjadi belahan-belahan kecil.
Baca juga : “Jaminkan Untukku Satu Perkara, Aku Jamin Untukmu Tiga Perkara!”
Kini, orang itu menjadi sangat ketakutan lantaran sang khalifah akan sangat murka apabila mengetahui apa yang telah terjadi, dan barangkali akan membunuhnya. Orang itu berkata, bahwa ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Pada akhirnya, ia datang ke hadapan Imam Ali Hadi as untuk meminta pertolongan darinya. Imam Ali Hadi as mendoakan orang itu, lalu berkata kepadanya untuk tidak terlalu risau, Allah Swt akan menjaganya dari segala marabahaya yang akan datang.
Pada hari berikutnya, ketika sang khalifah datang untuk mengambil batu mutiara pesanannya, bergetarlah tubuh orang itu karena ketakutan. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, urusannya menjadi sangat berbeda dari apa yang ia takutkan. Sang khalifah berkata kepada orang itu bahwa ia telah berubah pikiran. Dan kini ia menghendaki mutiara itu dibelah hingga menjadi belahan-belahan kecil, masing-masing satu belahan dihadiahkan untuk kedua putrinya dengan tulisan yang terukir masing-masing pada mutiara tersebut. Betapa kuatnya pengaruh doa!
Ma’sumah Jaffer, Kisah-kisah Teladan dari Para Imam Maksum as
Baca juga : Para Tamu itu Istimewa