Taklif Manusia Terhadap Dirinya
Taklif Manusia Terhadap Dirinya
Sesuatu yang paling disayangi dan berharga bagi manusia adalah dirinya. Terlebih dahulu, manusia harus memikirkan dirinya, mengenalnya, dari mana ia berasal, berada di mana dan kemana tujuannya? Apa faktor-faktor kesempurnaan dan kejatuhannya? Manusia harus mengetahui posisinya di dunia dan mengenal tugas-tugasnya. Ia harus berpikir di mana kebahagiaan sejatinya berada? Apa faktor kesengsaraannya? Bagaimana ia mengetahui program kehidupannya dan cara menentukan perjalanan nasibnya?
Bila manusia memikirkan hal ini baik-baik dan menata program kehidupannya dengan benar, ia bisa membahagiakan dirinya. Bila tidak, ia menzalimi dirinya dan membawa dirinya kepada kehancuran. Sungguh tiada kerugian yang lebih besar dari ini!
Baca juga : Akhlak Imam Ali Zainal Abidin
Allah Swt befirman: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Hasyr: 18)
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. at-Tahrim: 6)
Imam Zainal Abidin as berkata, “Hak jiwamu adalah engkau harus memaksanya menaati Allah. Engkau harus menunaikan hak lidahmu, telingamu, matamu, tangan, kaki, perut dan auratmu serta mintalah bantuan dari Allah di jalan ini.”
Ayatullah Ibrahim Amini, Alfabet Islam
Baca juga : Kesyahidan Utusan Imam Husain