Akhlak
Tak Berhak Mendahului Allah
Tak Berhak Mendahului Allah
Allah Swt, Tuhan yang Maha Esa adalah Zat Pencipta kita dan segala sesuatu. Dia menciptakan seluruh alam semesta ini. Rasul (utusan) berarti wakil Tuhan. Sudah pasti semua kemuliaan dan hak-hak dari seorang wakil atau seorang delegasi lahir dari kemuliaan dan hak-hak dari orang yang ia wakili.
Jika ada orang yang menjadi duta dari sebuah pemerintahan penting, semua kemuliaan dan penghormatan yang dimiliki pemerintahan itu menjadi milik duta-duta mereka juga.
Baca juga : Berniat Tak Menzalimi
Rasulullah saw artinya adalah wakil Tuhan, Pencipta segala sesuatu. Karena itu, kita tidak memiliki hak untuk mendahului Allah Swt dan Rasul-Nya. Contohnya; apakah bisa seorang pelayan memiliki hak untuk mendahului majikannya?
Terkadang benar-benar terjadi seseorang mendahulukan dirinya dari Allah Swt ketika dikatakan kepadanya bahwa Allah Swt telah melarang hal ini dan itu, lalu orang tersebut menjawab, “Hentikan omongan seperti itu.” Maka itu adalah upaya untuk mencoba mendahului Allah Swt. Sebagai orang beriman, hendaknya kita tidak mendahului Allah Swt dan Rasul-Nya.
Dastghaib Shirazi, Bermasyarakat menurut al-Quran
Baca juga : Hak Mukmin