Akhlak
Kita Semua Miskin di Hadapan Allah
Kita Semua Miskin di Hadapan Allah
Rasulullah saw sedang duduk di masjid di Madinah, menyampaikan ceramah dan pengajaran kepada beberapa pengikutnya sembari menantikan waktu shalat tiba.
Datanglah seorang kaya yang mengenakan busana mahal dan duduk di hadapan Rasulullah saw untuk mendengarkan ceramah beliau. Kemudian, datang lagi seseorang yang lain untuk mendengarkan ceramah Rasulullah saw dan mengambil tempat duduk di samping orang kaya tadi.
Orang kedua yang datang bukanlah orang kaya. Ia orang miskin. Pakaian lusuh dan sobek yang dikenakan menandakan betapa miskinnya ia.
Baca juga : Zuhud yang Salah
Si kaya terlihat tidak senang bila si miskin duduk di sampingnya. Kemudian ia menarik pakaiannya yang mahal sehingga tidak tersentuh pakaian kotor, lusuh, dan sobek si miskin.
Rasulullah saw mengamati apa yang dilakukan si kaya dan merasa kecewa atas sikap orang kaya itu. Beliau bertanya kepada si kaya, mengapa ia bersikap seperti itu. Apakah karena ia berpikir bahwa kekayaannya akan berpindah kepada si miskin, atau karena itu kemiskinannya akan mendatanginya?
Si kaya menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu keliru. Kontan ia menyesal. Untuk menebus kesalahannya dan menunjukkan betapa menyesal dirinya, ia meminta maaf pada si miskin dan menawarkannya separuh kekayaannya.
Si miskin berkata bahwa dirinya menerima permintaan maafnya dan memaafkannya, namun tidak menginginkan separuh kekayaan yang ditawarkannya.
Ma’suma Jaffer, Kisah-Kisah Teladan dari Para Imam Maksum
Baca juga : Momen Rasulullah Menjenguk Imam Ali