Kisah
Undangan Lebih Utama
Selepas melaksanakan haji, Hajjaj bin Yusuf beristirahat di suatu tempat. Ia lalu meminta dihidangkan makanan dan menyuruh pewawalnya mencarikan orang untuk menemaninya makan.
Pengawalnya lalu bertemu dengan seorang badui. Ia pun berkata, “Penuhilah undangan gubernur.”
Orang badui mengiyakan permintaan itu. Saat keduanya bertemu, Hajjaj berkata, “Cucilah kedua tanganmu sebelum makan bersamaku”
Orang badui itu berkata, “Aku telah diundang oleh yang lebih utama darimu, dan aku mendapat sambutan yang baik darinya.”
Hajjaj berkata, “Siapakah orang yang telah mengundangmu?”
Si badui menjawab, “Aku telah diundang Allah untuk mengerjakan puasa, maka aku pun berpuasa.”
Hajjaj berkata, “Apakah engkau akan berpuasa pada hari yang sangat panas ini?”
“Aku berpuasa untuk hari yang lebih panas dari hari ini,” jawabnya.
Hajjaj berkata, “Berbukalah pada hari ini dan berpuasalah besok!”
Si badui kembali berkata, “Apakah engkau akan menjamin hidupku sampai esok pagi?”
Hajjaj berkata, “Itu bukan dalam kekuasaanku.”
Si badui lalu berkata, “Bagaimana engkau ingin mengganti yang tunai dengan yang kredit, padahal itu pun engkau tak mampu menjamin pembayarannya?”
Hajjaj berkata, “Makanan sangat lezat ini benar-benar membangkitkan selera makan.”
Si badui berkata, “Aku telah merasakan lezatnya kesehatan. Tidaklah demikian dengan dirimu dan tidak pula orang yang memasak makanan ini.”
Sayyid Muhammad Syirazi, Menggali Hikmah Terpendam